KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham diramaikan dua aksi tender offer wajib di awal 2018. Adapun penawaran tender offer ini dari PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) dan PT SMR Utama Tbk (SMRU). PT Aims Indo Investama (AII) menjadi pengendali baru atas emiten perdagangan batubara yaitu PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS). Dengan demikian, AII melakukan penawaran tender wajib (tender offer) atas sebanyak-banyaknya 50,49 juta lembar saham atau setara 22,95% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Sebagaimana dimuat dalam prospektus yang diterbitkan AII, nominal saham yang ditawarkan adalah sebesar Rp 50 per saham. Adapun harga penawaran tender offer adalah sebesar Rp 254 per saham. Dengan demikian, nilai total tender offer ini adalah sebesar Rp 12,82 miliar. Sebelumnya, PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM) juga menjadi pengendali baru atas emiten PT SMR Utama Tbk (SMRU). Dengan demikian, TRAM melakukan penawaran tender wajib atas sebanyak-banyaknya 6,23 miliar saham atau setara 49,90% modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebagaimana dimuat dalam prospektus yang diterbitkan oleh TRAM akhir Desember lalu, harga penawaran tender offer adalah sebesar Rp 502 per saham. Dengan demikian, nilai total tender offer ini adalah sebesar Rp 3,13 triliun. Secara umum, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpesan, sebelum mengeksekusi saham tender offer, pastikan bahwa pengendali baru perusahaan yang bersangkutan memiliki reputasi baik. Selain itu, perhatikan pula rencana bisnis pengendali baru, setelah masuk ke perusahaan tersebut. “Ketiga, perhatikan aksi-aksi korporasi lain yang akan mereka lakukan setelah tender offer. Apakah rights issue, atau apa pun itu, karena mungkin mempengaruhi pemegang saham minoritas,” tambah Hans. Meski demikian, Hans menilai bahwa aksi tender offer identik dengan prospek yang bagus. “Saat ada pengendali baru, mereka taruh investasi besar. Tidak mungkin mereka datang untuk main-main,” ujar Hans. Sebagai Catatan, AII mengambil alih AIMS untuk melakukan investasi dan melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan nilai AIMS. Cara yang ditempuh adalah dengan memperluas kegiatan usaha AIMS dari yang semula merupakan perusahaan perdagangan menjadi perusahaan induk yang akan memiliki beberapa anak usaha secara komersial. Sementara itu, TRAM mengambil alih saham SMRU dengan tujuan untuk meningkatkan performa perusahaan dan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham. TRAM juga ingin memanfaatkan peluang strategis dengan pengembangan bidang usaha energy, sumber daya mineral, batubara dan jasa pendukungnya. Sebagaimana diketahui, SMRU adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pertambangan, pembangunan, perdagangan, serta pengangkutan umum dan industri. SMRU memiliki anak usaha, yakni PT Ricobana Abadi yang bergerak di bidang jasa kontraktor batubara. Anak usaha lainnya, PT Delta Samudra juga bergerak dalam bidang pertambangan batubara.
Mencermati prospek emiten-emiten yang tender offer di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham diramaikan dua aksi tender offer wajib di awal 2018. Adapun penawaran tender offer ini dari PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) dan PT SMR Utama Tbk (SMRU). PT Aims Indo Investama (AII) menjadi pengendali baru atas emiten perdagangan batubara yaitu PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS). Dengan demikian, AII melakukan penawaran tender wajib (tender offer) atas sebanyak-banyaknya 50,49 juta lembar saham atau setara 22,95% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Sebagaimana dimuat dalam prospektus yang diterbitkan AII, nominal saham yang ditawarkan adalah sebesar Rp 50 per saham. Adapun harga penawaran tender offer adalah sebesar Rp 254 per saham. Dengan demikian, nilai total tender offer ini adalah sebesar Rp 12,82 miliar. Sebelumnya, PT Trada Alam Mineral Tbk (TRAM) juga menjadi pengendali baru atas emiten PT SMR Utama Tbk (SMRU). Dengan demikian, TRAM melakukan penawaran tender wajib atas sebanyak-banyaknya 6,23 miliar saham atau setara 49,90% modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebagaimana dimuat dalam prospektus yang diterbitkan oleh TRAM akhir Desember lalu, harga penawaran tender offer adalah sebesar Rp 502 per saham. Dengan demikian, nilai total tender offer ini adalah sebesar Rp 3,13 triliun. Secara umum, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpesan, sebelum mengeksekusi saham tender offer, pastikan bahwa pengendali baru perusahaan yang bersangkutan memiliki reputasi baik. Selain itu, perhatikan pula rencana bisnis pengendali baru, setelah masuk ke perusahaan tersebut. “Ketiga, perhatikan aksi-aksi korporasi lain yang akan mereka lakukan setelah tender offer. Apakah rights issue, atau apa pun itu, karena mungkin mempengaruhi pemegang saham minoritas,” tambah Hans. Meski demikian, Hans menilai bahwa aksi tender offer identik dengan prospek yang bagus. “Saat ada pengendali baru, mereka taruh investasi besar. Tidak mungkin mereka datang untuk main-main,” ujar Hans. Sebagai Catatan, AII mengambil alih AIMS untuk melakukan investasi dan melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan nilai AIMS. Cara yang ditempuh adalah dengan memperluas kegiatan usaha AIMS dari yang semula merupakan perusahaan perdagangan menjadi perusahaan induk yang akan memiliki beberapa anak usaha secara komersial. Sementara itu, TRAM mengambil alih saham SMRU dengan tujuan untuk meningkatkan performa perusahaan dan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham. TRAM juga ingin memanfaatkan peluang strategis dengan pengembangan bidang usaha energy, sumber daya mineral, batubara dan jasa pendukungnya. Sebagaimana diketahui, SMRU adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pertambangan, pembangunan, perdagangan, serta pengangkutan umum dan industri. SMRU memiliki anak usaha, yakni PT Ricobana Abadi yang bergerak di bidang jasa kontraktor batubara. Anak usaha lainnya, PT Delta Samudra juga bergerak dalam bidang pertambangan batubara.