Mencermati Tantangan dan Peluang Kinerja Saham Summarecon Agung (SMRA)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dihadapkan pada tantangan dan peluang di tahun 2023. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa kinerja saham SMRA menghadapi tantangan dari sentimen global, khususnya terkait suku bunga The Fed. 

The Fed diprediksi masih akan hawkish menaikkan suku bunga di kisaran 5,5% di tahun 2023 guna menurunkan inflasi di Amerika Serikat yang saat ini di 6,4% ke 2%.


Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga dapat menjadi sentimen buruk bagi kinerja SMRA. Sejumlah analis memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 cenderung melambat. 

Baca Juga: Laba Diprediksi Naik, Begini Prospek Saham Summarecon Agung (SMRA)

Namun, Nafan menilai SMRA akan mendapat sejumlah sentimen positif dari perekonomian domestik, seperti peningkatan aktivitas penduduk Indonesia pada tahun 2023 yang bisa menyebabkan aktivitas perekonomian menggeliat. 

"Ini bisa memberikan sentimen positif terhadap recurring income SMRA," ujarnya Selasa (7/3).

Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang berencana menjaga suku bunga di level 5,75% hingga akhir tahun 2023 juga dapat memperkuat kinerja SMRA. 

Hal itu bisa membuat tingkat likuiditas masih cukup memadai dan berdampak pada pertumbuhan kredit. Sehingga, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih menarik di tahun ini.

 
SMRA Chart by TradingView

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada tahun 2024 juga menjadi peluang besar bagi SMRA. SMRA menjadi salah satu tender pembangunan di ibu kota baru Indonesia. 

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Bidik Marketing Sales Rp 5 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Pembangunan IKN akan meningkatkan kebutuhan properti di wilayah tersebut dan kota-kota satelit. Namun, ini sifatnya jangka panjang dan bergantung apakah SMRA bisa mendapatkan lokasi strategis di IKN.

Analis merekomendasikan untuk membeli saham SMRA. Nafan merekomendasikan hold dengan target harga Rp 545 - Rp 655 per saham di tahun 2023. 

Andhika merekomendasikan buy dengan target harga Rp 540 - Rp 700 per saham di tahun 2023. Limartha merekomendasikan buy dengan target harga Rp 900 per saham. 

"Ekspektasi kenaikan suku bunga di tahun 2023 yang didukung oleh pertumbuhan laba dapat mendorong kenaikan harga saham SMRA di tahun 2023," papar Limartha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli