Dengan harga terjangkau, sajian berbahan baku ayam menjadi favorit banyak orang. Tak heran, usaha yang mengandalkan ayam sebagai bahan baku masakan bertaburan di banyak tempat. Mulai dari sate ayam, ayam goreng, ayam krispi, ayam penyet hingga ayam bakar.Salah satu pemain bisnis makanan berbahan baku ayam ayam adalah Intan Syafei. Juragan gerai Radja Ayam ini memfokuskan bisnis kulinernya pada ayam bakar sejak tujuh tahun silam. Ketika mengawali usahanya, ia fokus pada usaha rumah makan. Enam tahun kemudian, tepatnya tahun 2010, Intan menawarkan kemitraan. Nur Jamaludin, pengelola Radja Ayam, mengatakan, tujuan penawaran kemitraan adalah agar usahanya cepat berkembang. Radja Ayam menawarkan beberapa paket kemitraan. Yakni paket 2 in 1, yang menjual ayam krispi dan ayam bakar, seharga Rp 9,95 juta dan paket warung makan seharga Rp 29,95 juta. Selain itu, mitra juga boleh memilih paket ayam krispi saja seharga Rp 5,95 juta dan paket ayam bakar Rp 7,95 juta. Untuk paket 2 in 1, mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak lengkap dan bumbu untuk lima ekor ayam. Sedangkan, bila calon mitra mengambil paket resto, mereka tak hanya menjual ayam saja, tapi juga menu lain seperti sup iga dan bebek. Setelah usaha berjalan, mitra wajib membeli bumbu dari pusat. Bumbu krispi misalnya, harganya Rp 25.000 per kilo untuk 34 potong ayam dan bumbu ayam bakar seharga Rp 15.000 untuk 20 ekor. Banderol harga satu potong ayam krispi Rp 6.000 per potong, sedangkan ayam bakar Rp 9.000 per potong. Radja Ayam juga menjual paket nasi ayam, tempe goreng dan nasi seharga Rp 17.000. Sementara, harga minuman termurah mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 6.000. Hanya saja, seperti kata Jamal, mereka tak bisa memenuhi permintaan kemitraan yang berasal dari luar Pulau Jawa. Pasalnya, mereka masih mengalami keterbatasan dalam hal pengiriman bahan baku. Paket rumah makan juga hanya ditawarkan pada mitra yang ingin membuka usahanya di wilayah Tangeran dan Jakarta. Jamal memperkirakan mitra bisa mengembalikan modalnya dalam empat bulan. "Paling lama satu tahun," kata Jamal. Ia berpesan, bila ingin modal cepat kembali, khusus mitra booth, harus menjual sekitar 54 potong ayam setiap hari dengan omzet Rp 200.000 per hari.Tapi, perlu dicatat, saat Radja Ayam membuka tawaran kemitraan setahun lalu, ia berhasil menggaet enam mitra. Namun tahun ini, jumlah mitra menyusut hingga tersisa dua. "Mungkin mereka kurang memiliki jiwa wirausaha. Jadi, begitu keuntungannya sedikit di luar perkiraan langsung tutup," kata Jamal beralasan. Ketua pembina WALI Amir Karamoy menilai, sepertinya ada yang salah dengan kemitraan ini. "Kalau sampai empat mitra berhenti, pasti ada yang salah, karena itu lebih dari 50%," ujarnya. Apalagi, ayam adalah makanan yang relatif tidak susah dijual lantaran banyak digemari masyarakat. Ia menyarankan, pengelola Radja Ayam mengevaluasi sistem pemilihan mitra, training, dan pemilihan lokasi. Radja Ayam harus lebih selektif memilih mitra yang benar-benar serius sehingga tidak gampang menutup usahanya. Radja Ayam juga harus terlibat aktif dalam pengelolaan mitranya, karena kemitraan seharusnya mempunyai semangat kerja sama dan saling mendukung satu sama lain. Pondok Radja AyamJl. H Nian 25A Petukangan SelatanPesanggrahan - Jakarta SelatanTelp. 021-71444514Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mencermati tawaran kemitraan dari rajanya ayam
Dengan harga terjangkau, sajian berbahan baku ayam menjadi favorit banyak orang. Tak heran, usaha yang mengandalkan ayam sebagai bahan baku masakan bertaburan di banyak tempat. Mulai dari sate ayam, ayam goreng, ayam krispi, ayam penyet hingga ayam bakar.Salah satu pemain bisnis makanan berbahan baku ayam ayam adalah Intan Syafei. Juragan gerai Radja Ayam ini memfokuskan bisnis kulinernya pada ayam bakar sejak tujuh tahun silam. Ketika mengawali usahanya, ia fokus pada usaha rumah makan. Enam tahun kemudian, tepatnya tahun 2010, Intan menawarkan kemitraan. Nur Jamaludin, pengelola Radja Ayam, mengatakan, tujuan penawaran kemitraan adalah agar usahanya cepat berkembang. Radja Ayam menawarkan beberapa paket kemitraan. Yakni paket 2 in 1, yang menjual ayam krispi dan ayam bakar, seharga Rp 9,95 juta dan paket warung makan seharga Rp 29,95 juta. Selain itu, mitra juga boleh memilih paket ayam krispi saja seharga Rp 5,95 juta dan paket ayam bakar Rp 7,95 juta. Untuk paket 2 in 1, mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak lengkap dan bumbu untuk lima ekor ayam. Sedangkan, bila calon mitra mengambil paket resto, mereka tak hanya menjual ayam saja, tapi juga menu lain seperti sup iga dan bebek. Setelah usaha berjalan, mitra wajib membeli bumbu dari pusat. Bumbu krispi misalnya, harganya Rp 25.000 per kilo untuk 34 potong ayam dan bumbu ayam bakar seharga Rp 15.000 untuk 20 ekor. Banderol harga satu potong ayam krispi Rp 6.000 per potong, sedangkan ayam bakar Rp 9.000 per potong. Radja Ayam juga menjual paket nasi ayam, tempe goreng dan nasi seharga Rp 17.000. Sementara, harga minuman termurah mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 6.000. Hanya saja, seperti kata Jamal, mereka tak bisa memenuhi permintaan kemitraan yang berasal dari luar Pulau Jawa. Pasalnya, mereka masih mengalami keterbatasan dalam hal pengiriman bahan baku. Paket rumah makan juga hanya ditawarkan pada mitra yang ingin membuka usahanya di wilayah Tangeran dan Jakarta. Jamal memperkirakan mitra bisa mengembalikan modalnya dalam empat bulan. "Paling lama satu tahun," kata Jamal. Ia berpesan, bila ingin modal cepat kembali, khusus mitra booth, harus menjual sekitar 54 potong ayam setiap hari dengan omzet Rp 200.000 per hari.Tapi, perlu dicatat, saat Radja Ayam membuka tawaran kemitraan setahun lalu, ia berhasil menggaet enam mitra. Namun tahun ini, jumlah mitra menyusut hingga tersisa dua. "Mungkin mereka kurang memiliki jiwa wirausaha. Jadi, begitu keuntungannya sedikit di luar perkiraan langsung tutup," kata Jamal beralasan. Ketua pembina WALI Amir Karamoy menilai, sepertinya ada yang salah dengan kemitraan ini. "Kalau sampai empat mitra berhenti, pasti ada yang salah, karena itu lebih dari 50%," ujarnya. Apalagi, ayam adalah makanan yang relatif tidak susah dijual lantaran banyak digemari masyarakat. Ia menyarankan, pengelola Radja Ayam mengevaluasi sistem pemilihan mitra, training, dan pemilihan lokasi. Radja Ayam harus lebih selektif memilih mitra yang benar-benar serius sehingga tidak gampang menutup usahanya. Radja Ayam juga harus terlibat aktif dalam pengelolaan mitranya, karena kemitraan seharusnya mempunyai semangat kerja sama dan saling mendukung satu sama lain. Pondok Radja AyamJl. H Nian 25A Petukangan SelatanPesanggrahan - Jakarta SelatanTelp. 021-71444514Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News