JAKARTA. Penggunaan komputer dan mesin printer menjadi kebutuhan sehari-hari baik di perkantoran ataupun sekolah. Ini memunculkan peluang bisnis pendukungnya, isi ulang tinta. Potensi inilah yang mendorong Fariz Tayudin terjun ke bisnis isi ulang tinta dengan mengusung brand Tinta Ajaib.Fariz merintis usaha ini sejak 2003 silam di Jakarta. Dia mengklaim, tinta yang ditawarkannya memberikan hasil cetak lebih cemerlang, anti UV dan anti clogging.Beragam tinta yang ia jual, yaitu inkjet, toner hingga ultrachroom ink. Produk tersebut bisa digunakan untuk sederet merek printer, seperti HP, Canon, Epson, Xerox dan Panasonic. Tinta dibanderol mulai dari Rp 15.000 untuk ukuran normal, hingga jutaan rupiah untuk laser jet yang besar.Untuk menggaet pelanggan, Tinta Ajaib menerapkan costumer royalty program. Pelanggan yang membeli produk minimal Rp 100.000 akan mendapatkan keanggotaan gratis. Member yang berhasil membawa pelanggan baru berhak mendapatkan bonus khusus.Setelah usahanya mapan, Fariz berani membuka peluang kemitraan, sejak Oktober 2012. Kini, ada empat gerai Tinta Ajaib yang semuanya di Jakarta. Tiga di antaranya milik mitra. Garansi uang kembaliCalon mitra harus menyiapkan investasi Rp 500 juta untuk menjadi mitra. Paket ini termasuk barang dagangan awal, renovasi, karyawan, marketing, dan event-event promosi. Di luar investasi, mitra harus menyiapkan tempat, yang sebaiknya terdiri dari dua lantai, berukuran 4,5x12 meter. Pengelolaan gerai langsung oleh pihak pusat.Fariz memperkirakan, pada bulan pertama berjualan, mitra bisa meraup omzet harian Rp 2,8 juta, dengan perkiraan lima pembeli. Artinya, dalam sebulan mitra bisa mengantongi omzet Rp 84 juta. Keuntungan bersih mitra ditargetkan 29% dari omzet dan balik modal kurang dari lima tahun.Fariz berani memberi garansi uang kembali, bagi mitra yang belum balik modal dalam lima tahun. "Kami akan kembalikan investasi, tapi dikurangi keuntungan yang telah didapat mitra," janji Fariz.Konsultan Warlaba Utomo Njoto menilai, bisnis isi ulang tinta cukup berprospek mengingat tinta asli masih mahal, sehingga tinta isi ulang jadi alternatif bagi konsumen. Tantangan usaha ini, pemilik usaha harus punya komitmen jangka panjang. Pasalnya, produsen printer sering mengubah teknologi dengan meluncurkan model baru. "Jadi, pemain tinta isi ulang harus bisa mengikutinya," ujarnya. Jika tidak, sulit bersaing dengan pemain," urai Utomo.Adapun, target balik modal di atas tiga tahun terbilang lama. "Ini harus jadi pertimbangan calon mitra. Kata dia, bisnis waralaba, target balik modal paling menarik maksimal 3 tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mencetak fulus dari bisnis Tinta Ajaib
JAKARTA. Penggunaan komputer dan mesin printer menjadi kebutuhan sehari-hari baik di perkantoran ataupun sekolah. Ini memunculkan peluang bisnis pendukungnya, isi ulang tinta. Potensi inilah yang mendorong Fariz Tayudin terjun ke bisnis isi ulang tinta dengan mengusung brand Tinta Ajaib.Fariz merintis usaha ini sejak 2003 silam di Jakarta. Dia mengklaim, tinta yang ditawarkannya memberikan hasil cetak lebih cemerlang, anti UV dan anti clogging.Beragam tinta yang ia jual, yaitu inkjet, toner hingga ultrachroom ink. Produk tersebut bisa digunakan untuk sederet merek printer, seperti HP, Canon, Epson, Xerox dan Panasonic. Tinta dibanderol mulai dari Rp 15.000 untuk ukuran normal, hingga jutaan rupiah untuk laser jet yang besar.Untuk menggaet pelanggan, Tinta Ajaib menerapkan costumer royalty program. Pelanggan yang membeli produk minimal Rp 100.000 akan mendapatkan keanggotaan gratis. Member yang berhasil membawa pelanggan baru berhak mendapatkan bonus khusus.Setelah usahanya mapan, Fariz berani membuka peluang kemitraan, sejak Oktober 2012. Kini, ada empat gerai Tinta Ajaib yang semuanya di Jakarta. Tiga di antaranya milik mitra. Garansi uang kembaliCalon mitra harus menyiapkan investasi Rp 500 juta untuk menjadi mitra. Paket ini termasuk barang dagangan awal, renovasi, karyawan, marketing, dan event-event promosi. Di luar investasi, mitra harus menyiapkan tempat, yang sebaiknya terdiri dari dua lantai, berukuran 4,5x12 meter. Pengelolaan gerai langsung oleh pihak pusat.Fariz memperkirakan, pada bulan pertama berjualan, mitra bisa meraup omzet harian Rp 2,8 juta, dengan perkiraan lima pembeli. Artinya, dalam sebulan mitra bisa mengantongi omzet Rp 84 juta. Keuntungan bersih mitra ditargetkan 29% dari omzet dan balik modal kurang dari lima tahun.Fariz berani memberi garansi uang kembali, bagi mitra yang belum balik modal dalam lima tahun. "Kami akan kembalikan investasi, tapi dikurangi keuntungan yang telah didapat mitra," janji Fariz.Konsultan Warlaba Utomo Njoto menilai, bisnis isi ulang tinta cukup berprospek mengingat tinta asli masih mahal, sehingga tinta isi ulang jadi alternatif bagi konsumen. Tantangan usaha ini, pemilik usaha harus punya komitmen jangka panjang. Pasalnya, produsen printer sering mengubah teknologi dengan meluncurkan model baru. "Jadi, pemain tinta isi ulang harus bisa mengikutinya," ujarnya. Jika tidak, sulit bersaing dengan pemain," urai Utomo.Adapun, target balik modal di atas tiga tahun terbilang lama. "Ini harus jadi pertimbangan calon mitra. Kata dia, bisnis waralaba, target balik modal paling menarik maksimal 3 tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News