Kudapan dari adonan kue berbentuk khas yang dicetak di besi waffle kini makin populer di tengah masyarakat. Selain cukup mengenyangkan, camilan ini makin banyak disajikan dengan berbagai inovasi taburan alias topping. Itulah yang membuat waffle makin mendapat tempat di lidah masyarakat. Hal ini membuat Jess Hudaya, pria asal Jakarta, terdorong untuk menjalankan bisnis waffle dengan merek usaha Machoman Waffle. Sebelumnya usaha waffle ini dia namakan Prince Waffle yang berdiri pada 2009. Seiring berjalannya waktu, usahanya berkembang dengan konsep kafe makanan Italia dan waffle bernama Prince House. Berniat untuk menjalankan sistem kemitraan usaha, Jess pun membuat merek baru bernama Machoman Waffle pada tahun 2015 dan menawarkan kemitraan di bulan Maret. Saat ini Jess sudah memiliki lima gerai Machoman Waffle di Jakarta dan Bekasi. Jess bilang, perbedaan antar keduanya adalah waffle yang dijual di Machoman Waffle ukurannya lebih besar dan pilihan topping lebih premium.
Mencetak laba hangat dari gerai waffle
Kudapan dari adonan kue berbentuk khas yang dicetak di besi waffle kini makin populer di tengah masyarakat. Selain cukup mengenyangkan, camilan ini makin banyak disajikan dengan berbagai inovasi taburan alias topping. Itulah yang membuat waffle makin mendapat tempat di lidah masyarakat. Hal ini membuat Jess Hudaya, pria asal Jakarta, terdorong untuk menjalankan bisnis waffle dengan merek usaha Machoman Waffle. Sebelumnya usaha waffle ini dia namakan Prince Waffle yang berdiri pada 2009. Seiring berjalannya waktu, usahanya berkembang dengan konsep kafe makanan Italia dan waffle bernama Prince House. Berniat untuk menjalankan sistem kemitraan usaha, Jess pun membuat merek baru bernama Machoman Waffle pada tahun 2015 dan menawarkan kemitraan di bulan Maret. Saat ini Jess sudah memiliki lima gerai Machoman Waffle di Jakarta dan Bekasi. Jess bilang, perbedaan antar keduanya adalah waffle yang dijual di Machoman Waffle ukurannya lebih besar dan pilihan topping lebih premium.