KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren berkelanjutan juga merambah produk fesyen. Ambil contoh, produk-produk busana yang berasal dari bahan bekas pakai. Usaha membuat produk fesyen berkelanjutan inilah yang Kayt Studio kembangkan. Bisnis yang baru bergulir awal tahun ini memfokuskan diri pada bahan jins bekas pakai. Kayt Studio besutan tiga orang jebolan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) berhasil mengolah jins bekas yang masih layak pakai menjadi tas yang
stylish dan tentu punya fungsi.
Nama Kayt Studio terinspirasi dari frasa bahasa Arab,
ruh al-khayt atau jiwa dari benang. Menurut
Co-Founder Kayt Studio Ratu Lubis, setiap produk yang Kayt Studio hasilkan punya motif dan cerita tersendiri. Ratu bercerita, usaha yang dia dan dua temannya jalankan ini mengambil jins yang dianggap usang atau tidak cocok, lalu mengubahnya menjadi tas dan aksesori unik. Prosesnya dimulai dengan membuka jins bekas pakai menjadi lembaran lebar, kemudian melakukan desain pola baru. Sisa-sisa kain dari proses tersebut tidak terbuang begitu saja. Mereka memanfaatkan sisa-sisa kain untuk membuat aksesori atau pouch yang lebih kecil. Ini sejalan dengan kampanye yang Kayt Studia usung:
no threat to waste. Ini menunjukkan komitmen terhadap pengurangan limbah. "Kami mengambil garmen bekas dan diberi jiwa dan nyawa ke produk bekas ," kata Ratu kepada KONTAN belum lama ini.
Baca Juga: Strategi startup fashion Arane Ecoprint bertahan di tengah pandemi Dari hasil rancangannya, Kayt Studio bisa membuat beragam tas dan aksesori lainnya dengan harga mulai Rp 499.000 hingga Rp 849.000 per item, tergantung jenis dan ukuran produknya. Nah, untuk lebih memperluas pasar, Kayt Studio mulai memperkenalkan produknya di berbagai event untuk menunjukkan karya-karya mereka kepada publik. Kendati begitu, Ratu mengakui, ada tantangan dalam menjalankan bisnisnya, yakni pengumpulan bahan. Saat ini, Kayt Studio mengandalkan jins bekas dari teman hingga keluarga serta melakukan scouting untuk mencari jins bekas yang orang lain jajakan. Di sisi lain, Kayt Studio juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendonasikan jins bekasnya dengan imbalan potongan harga produk. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengumpulkan bahan baku, juga membangun kesadaran tentang keberlanjutan. "Kami buka
open donation celana, dengan membawa jins bekas, kami beri potongan harga Rp 50.000," ujar Ratu. Untuk itu, Kayt Studio, menurut Ratu, bakal terus berpartisipasi di
pop-up booth dan acara-acara komunitas lainnya. Harapannya adalah, supaya bisa meningkatkan
brand awareness dan bisa mendapat pasokan jins bekas.
Rencana lainnya adalah memperluas jangkauan pasar melalui
e-commerce sambil mempromosikan produk fesyen dan aksesori berbahan baku ramah lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon