JAKARTA. Budaya Korea sedang digandrungi banyak kalangan muda di Indonesia. Selain musik Korean Pop (K-Pop) yang booming, usaha kuliner asal Negeri Ginseng ini pun punya penggemar. Peluangnya terbuka karena pemainnya belum banyak.Inilah yang mendasari Albert Sentosa mendirikan usaha kuliner Korea sejak November 2010. Ia tak sekadar mengikuti tren melainkan memang menggemarinya. “Pilihan saya waktu itu restoran Jepang atau Korea, tapi saya pilih Korea karena peluangnya besar dan kebetulan tak lama masuk budaya K-Pop,” ujarnya.Usaha yang berpusat di Jakarta itu dinamakan SamWon Express. Gerai ini menyajikan menu bibimbap, bento ala Korea, sup, dan makanan ringan seperti kimchi. Aneka menu dibanderol Rp 16.000-Rp 40.000 per porsi. Adapun, untuk kelas resto, ada menu tambahan seperti gogi gui, bokeum, teokbokki. Setiap porsi dibanderol Rp 55.000 hingga Rp 100.000.SamWon House mengadaptasi kuliner Korea supaya bisa diterima lidah orang Indonesia dan hanya menyajikan menu dari daging ayam dan sapi. “Hampir semua resto Korea menyajikan olahan babi, namun kami halal, sehingga terbuka untuk semua orang,” klaim Albert. Ia gencar berekspansi. Tak heran, ia sudah punya empat gerai SamWon House di Jakarta. Dua gerai berkonsep food court atau ekspres, sisanya tipe resto. Lantaran prospek usaha menjanjikan, Albert membuka kemitraan sejak pertengahan tahun ini. Balik modal 8 bulanAnda tertarik? Ada dua pilihan paket. Pertama, paket food court senilai Rp 300 juta. Mitra wajib menyiapkan tempat seluas 12 meter persegi (m2) - 25 m2. Kedua, paket restoran seharga Rp 1 miliar-Rp 1,5 miliar. Tempat yang harus disiapkan seluas 200 m2. Pihak pusat akan memberikan renovasi tempat, desain interior, peralatan dapur, bahan baku awal, serta rekrutmen dan pelatihan karyawan. Kerjasama untuk setiap paket berlangsung selama lima tahun. Adapun bahan baku akan disuplai dari pihak pusat. Albert menghitung, setiap gerai bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta - Rp 400 juta sebulan, tergantung jenis paket. Jika target laba bersih 20% - 40% terpenuhi, mitra bisa balik modal sekitar 4 bulan hingga 8 bulan.Pengamat waralaba Pietra Sarosa menilai, bisnis SamWon House yang mengusung kuliner Korea memang sedang diminati di Indonesia. Menurut Pietra, dalam jangka panjang, pemilik usaha bisa mengadaptasi selera lidah orang Indonesia. "Contohnya hokben, bisa mengadaptasi selera Indonesia dalam menunya," paparnya.Namun, ia menyayangkan, besaran investasi yang dipatok SamWon terlalu tinggi. Pietra bilang, seharusnya dengan biaya sebesar itu sudah termasuk sewa tempat untuk setahun. Calon mitra harus jeli memilih lokasi. "Sebaiknya di mal atau ruko," sarannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mencicipi cuan bisnis resto Korea
JAKARTA. Budaya Korea sedang digandrungi banyak kalangan muda di Indonesia. Selain musik Korean Pop (K-Pop) yang booming, usaha kuliner asal Negeri Ginseng ini pun punya penggemar. Peluangnya terbuka karena pemainnya belum banyak.Inilah yang mendasari Albert Sentosa mendirikan usaha kuliner Korea sejak November 2010. Ia tak sekadar mengikuti tren melainkan memang menggemarinya. “Pilihan saya waktu itu restoran Jepang atau Korea, tapi saya pilih Korea karena peluangnya besar dan kebetulan tak lama masuk budaya K-Pop,” ujarnya.Usaha yang berpusat di Jakarta itu dinamakan SamWon Express. Gerai ini menyajikan menu bibimbap, bento ala Korea, sup, dan makanan ringan seperti kimchi. Aneka menu dibanderol Rp 16.000-Rp 40.000 per porsi. Adapun, untuk kelas resto, ada menu tambahan seperti gogi gui, bokeum, teokbokki. Setiap porsi dibanderol Rp 55.000 hingga Rp 100.000.SamWon House mengadaptasi kuliner Korea supaya bisa diterima lidah orang Indonesia dan hanya menyajikan menu dari daging ayam dan sapi. “Hampir semua resto Korea menyajikan olahan babi, namun kami halal, sehingga terbuka untuk semua orang,” klaim Albert. Ia gencar berekspansi. Tak heran, ia sudah punya empat gerai SamWon House di Jakarta. Dua gerai berkonsep food court atau ekspres, sisanya tipe resto. Lantaran prospek usaha menjanjikan, Albert membuka kemitraan sejak pertengahan tahun ini. Balik modal 8 bulanAnda tertarik? Ada dua pilihan paket. Pertama, paket food court senilai Rp 300 juta. Mitra wajib menyiapkan tempat seluas 12 meter persegi (m2) - 25 m2. Kedua, paket restoran seharga Rp 1 miliar-Rp 1,5 miliar. Tempat yang harus disiapkan seluas 200 m2. Pihak pusat akan memberikan renovasi tempat, desain interior, peralatan dapur, bahan baku awal, serta rekrutmen dan pelatihan karyawan. Kerjasama untuk setiap paket berlangsung selama lima tahun. Adapun bahan baku akan disuplai dari pihak pusat. Albert menghitung, setiap gerai bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta - Rp 400 juta sebulan, tergantung jenis paket. Jika target laba bersih 20% - 40% terpenuhi, mitra bisa balik modal sekitar 4 bulan hingga 8 bulan.Pengamat waralaba Pietra Sarosa menilai, bisnis SamWon House yang mengusung kuliner Korea memang sedang diminati di Indonesia. Menurut Pietra, dalam jangka panjang, pemilik usaha bisa mengadaptasi selera lidah orang Indonesia. "Contohnya hokben, bisa mengadaptasi selera Indonesia dalam menunya," paparnya.Namun, ia menyayangkan, besaran investasi yang dipatok SamWon terlalu tinggi. Pietra bilang, seharusnya dengan biaya sebesar itu sudah termasuk sewa tempat untuk setahun. Calon mitra harus jeli memilih lokasi. "Sebaiknya di mal atau ruko," sarannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News