KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) membantah bahwa Indonesia melakukan impor telur unggas. Hal ini ini merespon adanya data yang didapatkan oleh Komisi IV DPR RI dari BPS bahwa Indonesia diketahui mengimpor telur unggas ke dalam negeri pada saat Rapat Kerja dengan Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog di Jakarta, Selasa (13/6). "Enggak, tidak ada impor telur," kata Zulhas secara singkat pada media di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (15/6).
Baca Juga: Ada El Nino, Mendag Khawatir Harga Pangan Makin Meroket Hal serupa juga dikatakan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Pihaknya mengatakan bahwa Indonesia sudah tidak melakukan impor telur unggas. Arief menjelaskan, pendistribusian telur dari pulau Jawa ke Papua saja masih tergolong susah apalagi sampai melakukan pengadaan dari luar negeri. Selain itu neraca perdagangan telur di Tanah Air menurut Arief masih surplus 10%. "Telur mindahin dari sini ke Papua saja susah. Ngapain impor dan neraca kita surplus 10 persen kok untuk telur. Agak aneh, telur kok impor," jelas Arief. Menurut Arief. data impor telur yang dikatakan oleh DPR itu sebetulnya bukanlah data impor telur melainkan tepung telur. Arief tak menampik jika Indonesia masih mengimpor tepung telur lantaran harganya jauh lebih murah dibandingkan harga tepung telur di lokal. "Coba tolong dicek, kok telur itu kita impor, mungkin tepung telur. Karena tepung telur itu isunya harga dari luar yang murah. Kita bukan tidak bisa buat tepung telur tapi tepung telur untuk industri tinggi," jelas Arief.
Baca Juga: Janji Mendag, Harga Telur Ayam Turun Dua Minggu Lagi Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Gerindra Dwita Ria Gunadi menyebutkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statisti (BPS) Indonesia telah mengimpor telur unggas sebanyak 165.234 kilogram (kg) pada Februari 2023. Untuk itu, pihaknya meminta penjelasan pemerintah mengapa Indonesia masih mengimpor telur dan berapa stok yang dimiliki Indonesia saat ini. "Oleh sebab itu, kami meminta data impor telur selama 2022 dan semester 2023 dan meminta berapa ketersediaan telur dalam negeri agar tidak terjadi impor telur unggas," ujar Dwita saat rapat kerja dengan Kementan, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (13/6). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .