KONTAN.CO.ID – JAKARTA Beberapa waktu terakhir, pedagang mengeluh kesulitan mendapatkan kelapa bulat. Harga kelapa bahkan semakin meroket mendekati hari raya Idulfitri 2025. Terakhir, harga kelapa bulat per butir di Pasar Senen naik 50%, mencapai Rp 15 ribu, padahal semula hanya Rp 10 ribu. Merespon kelangkaan kelapa bulat di pasaran, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membeberkan kemungkinan pemicunya. Menurutnya, banyaknya permintaan ekspor kelapa bulat menjadi salah satu penyebab. “Kelapa itu kan banyak permintaan ekspor juga, terus industri di dalam negeri juga banyak yang minta. Ya, jadi industri dalam negeri karena banyak yang ekspor, juga kadang-kadang kesulitan dapat barang. Itu memang masalahnya itu,” terang Busan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (21/3).
Baca Juga: Ekspor Kelapa Bulat Marak, Pengamat Minta Pemerintah Segera Membuat Regulasi Lebih lanjut, Busan menjelaskan mengenai langkah pemerintah untuk mengantisipasi dan menstabilkan harga kelapa bulat di pasaran. Busan mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi. “Nah, kami akan evaluasi bersama-sama, dari sisi industri, dari sisi eskportir, petani, kan harus berkumpul bareng,” jelasnya. Ada pun terkait kenaikan harga kelapa bulat per butir yang mencapai 50% di pasaran, Busan mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh jumlah ekspor yang bertambah.