Mendag: Defisit impor karena kebanyakan impor migas



JAKARTA. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, defisit perdagangan yang terjadi di bulan Juli disebabkan oleh tingginya impor minyak bumi dan gas (migas). Penurunan kinerja ekspor migas membuat neraca perdagangan migas mempengaruhi kinerja ekspor secara keseluruhan. “Defisit hanya bulan Juli saja dan itu karena migas,” kata Mari Elka Pangestu usai menghadiri rapat kerja di Komisi VI DPR, Jakarta (1/9).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2010 mengalami defisit sebesar US$ 128,7 juta. Mari menyebutkan, neraca perdagangan untuk produk non migas selama Juli tetap mencatat pertumbuhan positif, sedangkan produk migas mencatat sebaliknya. “Sejak tahun kemarin kira resmi jadi net importir migas,” katanya.

Ekspor nonmigas Juli 2010 mencapai US$10,61 miliar, atau masih lebih tinggi dibandingkan realisasi impor non migas Juli sebesar US$10,51 miliar. Namun, Mari mengaku angka surplus ekspor non migas mengalami kenaikan jika dihitung dari Januari ke Juli. “Kalau dihitung periode Januari-Juli surplus Indonesia cenderung meningkat," jelasnya.


Adanya kenaikan angka impor non migas menurut Mari lebih didominasi oleh realisasi investasi berupa bahan baku penolong dan investasi. Walaupun dirinya menerima laporan adanya kenaikan impor produk konsumsi seperti makanan dan minuman, akan tetapi dari data yang dimilikinya impor bahan baku penolong untuk kebutuhan industri di dalam negeri lebih tinggi. ”Salah satu impor yang tertinggi adalah otomotif karena di dalam negeri permintaannya tinggi,” jelas Mari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.