JAKARTA. Pemerintah tetap membuka opsi impor beras untuk memenuhi kebutuhan komsumsi nasional. Hal itu diakibatkan gagalnya Bulog menyerap 4 juta ton beras yang ditargetkan pemerintah. Meski begitu, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan bahwa impor beras tidak dimaksudkan untuk mematikan petani dalam negeri. Menurut Mendag, opsi impor itu dibuka karena pemerintah berusaha mengendalikan harga beras di pasaran. "Iya dong, maksudnya tidak mematikan petani. Saya mendukung swasembada pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Tapi satu sisi saya juga harus menjaga konsumen, jangan konsumen terbebani (harga beras mahal)," ujar Mendag dalam diskusi RRI Pangan Kita di Jakarta, Senin (8/6).
Mendag: Harga beras dikendalikan pedagang besar
JAKARTA. Pemerintah tetap membuka opsi impor beras untuk memenuhi kebutuhan komsumsi nasional. Hal itu diakibatkan gagalnya Bulog menyerap 4 juta ton beras yang ditargetkan pemerintah. Meski begitu, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan bahwa impor beras tidak dimaksudkan untuk mematikan petani dalam negeri. Menurut Mendag, opsi impor itu dibuka karena pemerintah berusaha mengendalikan harga beras di pasaran. "Iya dong, maksudnya tidak mematikan petani. Saya mendukung swasembada pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Tapi satu sisi saya juga harus menjaga konsumen, jangan konsumen terbebani (harga beras mahal)," ujar Mendag dalam diskusi RRI Pangan Kita di Jakarta, Senin (8/6).