Mendag Minta Impor Beras Hanya Sampai Februari, Begini Perkiraan Bulog



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta agar impor beras dapat selesai sebelum masa panen pada Maret nanti.

Zulkifli mewanti-wanti agar Perum Bulog dapat menyelesaikan impor beras maksimal akhir Februari. Artinya saat panen raya nanti Zulkifli menginginkan tak ada impor beras yang masuk.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, realisasi sisa impor beras 300.000 ton kini sudah mulai berjalan. Impor berasal dari Vietnam dan Thailand. Menurutnya 300.000 ton beras tersebut memang diperkirakan seluruhnya masuk pada Februari mendatang.


Baca Juga: Antisipasi Masa Panen, Mendag Minta Akhir Februari 2023 Tak Ada Impor Beras Lagi

"Sisa impor 300.000 ton sudah mulai jalan dari Vietnam dan Thailand, diperkirakan selesai masuk emang Februari," kata Iqbal, Senin (2/1).

Pada akhir tahun 2022, Perum Bulog sudah melakukan importasi beras dari Vietnam, Thailand dan Pakistan sebanyak 200.000 ton. Saat ini tahap 1 impor sedang dalam proses pembongkaran.

Sebelumnya Bulog menyebut bahwa 200.000 ton beras ditargetkan dapat masuk seluruhnya di akhir tahun. Namun faktanya masih berlanjut hingga sekarang.

Iqbal mengatakan, sebenarnya 200.000 ton beras dari kuota 500.000 ton impor sudah keluar dari negara asal. Dan saat ini sedang proses pembongkaran di beberapa pelabuhan di Indonesia. 

Baca Juga: Surplus Beras dan Tata Kelola Cadangan Beras

Hanya saja beras impor yang sudah sampai masih terkendala cuaca, sehingga belum seluruhnya berlabuh.

"Memang ada kendala karena ombak dan curah hujan tinggi sehingga sebagian kecil kapal beras impor ini ada yang belum berlabuh," kata Iqbal.

Hingga saat ini total stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog yang sudah diamankan sebanyak 726.000 ton. Stok CBP tersebut termasuk jumlah impor 500.000 ton yang kini masih terus masuk. Maka apabila dikurangi stok impor, stok CBP di Bulog masih sekitar 226.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi