JAKARTA. Pemerintah berencana menurunkan tarif bea keluar (BK) ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Opsi ini mungkin diterapkan bila harga CPO Indonesia dianggap tidak kompetitif lagi dan kalah bersaing dengan CPO dari Malaysia. Namun begitu, Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan mengatakan, wacana penurunan tarif BK masih dalam tahap pembicaraan dengan seluruh pemangku kepentingan sektor sawit. "Kalau relatif tidak sekuat Malaysia, kami pertimbangkan untuk diturunkan," kata Gita, Jumat (11/13). Meski tak menyebut angka persentase penurunan BK, namun Gita bilang, penurunan harus sejalan dengan semangat hilirisasi dan daya saing industri sawit nasional. Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan pasar CPO, terutama yang berkaitan dengan pengenaan tarif BK CPO. Ia bilang, saat ini ada selisih tarif BK antara Indonesia dengan Malaysia sekitar 2,5%-3%.
Mendag pertimbangkan revisi tarif bea keluar CPO
JAKARTA. Pemerintah berencana menurunkan tarif bea keluar (BK) ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Opsi ini mungkin diterapkan bila harga CPO Indonesia dianggap tidak kompetitif lagi dan kalah bersaing dengan CPO dari Malaysia. Namun begitu, Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan mengatakan, wacana penurunan tarif BK masih dalam tahap pembicaraan dengan seluruh pemangku kepentingan sektor sawit. "Kalau relatif tidak sekuat Malaysia, kami pertimbangkan untuk diturunkan," kata Gita, Jumat (11/13). Meski tak menyebut angka persentase penurunan BK, namun Gita bilang, penurunan harus sejalan dengan semangat hilirisasi dan daya saing industri sawit nasional. Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan pasar CPO, terutama yang berkaitan dengan pengenaan tarif BK CPO. Ia bilang, saat ini ada selisih tarif BK antara Indonesia dengan Malaysia sekitar 2,5%-3%.