Mendag: Tanaman karet mengurangi polusi di udara



JAKARTA. Pemerintah berkomitmen mendongkrak harga karet dengan meningkatkan konsumsi karet dalam negeri. Secara khusus, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan industri dalam negeri akan menyerap karet domestik sehingga ketergantungan terhadap ekspor karet bisa ditekan sehingga harga karet naik. Dalam tiga tahun terakhir harga karet memang jatuh drastis. Pemerintah khawatir jatuhnya harga karet membuat petani mengalihfungsikan lahan mereka dengan menanam tanaman lain dan menebang pohon karet. Padahal pohon karet sendiri turut serta menciptakan udara bersih di dunia. "Faktanya, tanaman karet menyerap polusi C02 di udara sekitar 35 ton per tahun, atau setara 35 carbon credit," ujar Rachmat di Gedung Kemdag, Kamis (9/4). Ia menjelaskan, tanaman karet menghasilkan oksigen sekitar 23 ton per hektare per tahun. Oksigen itu dibutuhkan tidak hanya oleh manusia, tapi juga oleh semua mahluk hidup di dunia. Maka itulah pentingnya, pemerintah berkomitmen mendukung perluasan perkebunan karet. Harga karet alam dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan drastis. Bila pada tahun 2011 lalu harga karet dunia mencapai US$ 4,61 per kilogram (Kg), kini harga karet tersungkur menjadi US$ 1,5 per kg. Akibatnya harga karet di tingkat petani jatuh dan kini bertahan di angka Rp 6000 per kg, dari sebelumnya sempat menyentuh Rp 20.000 per kg pada tahun 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan