Mendaras untung dari keahlian baca tulisan tangan



Tak sembarang orang bisa membaca kepribadian seseorang hanya dari sebuah tulisan tangan. Keahlian inilah yang dimiliki Syibly Avivy A. Mulachela atau yang akrab disapa Aviv. Pria asal Bandung ini menjadi salah seorang grafolog yang mendapatkan sertifikat dari lembaga kursus asal Amerika Serikat (AS).

Aviv memanfaatkan keahlian membaca tulisan tangan (grafologi) untuk kegiatan formal, seperti perekrutan karyawan perusahaan, maupun untuk konsultasi pribadi. Tujuannya, untuk mengetahui sifat dan karakter seseorang.

Menurutnya, grafolog memang bisa digunakan untuk berbagai tujuan. Penggunaannya tergantung dari si pemakai (grafolog) yang menafsirkan tulisan tangan. "Ibarat senjata sniper bisa tepat sasaran, jika penggunanya pintar mengatur emosi dan membaca arah angin. Jadi, sniper itu hanya 'alat', sama seperti grafologi," papar pria kelahiran 30 tahun ini.


Kata Aviv, ada tiga hal dasar yang harus dikuasai seorang grafolog, yaitu ruang tulisan, bentuk tulisan dan eksekusi tulisan. Ketiga hal tersebut menjadi dasar penafsiran untuk menggambarkan karakter pribadi seseorang. "Yang jelas, seorang grafolog harus cermat menafsirkan kepribadian berdasarkan sebuah tulisan. Faktor pengalaman juga memengaruhi," ujar lulusan S2 Psikologi dari Universitas Padjadjaran ini.

Ia bilang, untuk menguasai ilmu dasar grafologi saja butuh waktu setahun. Untuk lebih mendalaminya, dibutuhkan waktu beberapa tahun tambahan. Aviv sudah menggeluti dunia grafologi secara profesional sejak tahun lalu.

Ia mendapat keahlian tersebut melalui kursus grafologi secara online di International School of Handwriting Analysis (ISHA) sejak 2008. Ini adalah lembaga kursus yang berbasis di AS. Ia tertarik mempelajari ilmu tersebut sejalan dengan bidang ilmu psikologi yang digelutinya.

Saat itu, Aviv menjadi salah satu lulusan terbaik ISHA pada 2012. Sejak itu, ia pun diangkat menjadi Direktur Kepelatihan ISHA hingga sekarang. Makanya,  ia membuka perwakilan kursus ISHA di Indonesia. "Sistem belajarnya masih bisa online, atau datang ke tempat saya di Bandung," ujar bapak satu anak ini.

Sebagai wadah berkumpulnya para grafolog di tanah air, ia mendirikan Komunitas Grafologi Indonesia pada Maret 2012. Ia mengklaim, ini komunitas grafologi terbesar di Indonesia, yaitu beranggotakan 2.000 grafolog.

Lantaran Aviv mampu menerapkan ilmunya untuk berbagai aktivitas, tak heran ia bisa meraup penghasilan sekitar Rp 80 juta sebulan. Maklum, tarif menggunakan jasanya terbilang tinggi. Sekali konsultasi pribadi dipatok berkisar Rp 400.000 - Rp 700.000 per orang.

Sementara, analisa tulisan tangan untuk rekrutmen level managerial dibanderol Rp 1,5 juta per orang, dan rekrutmen karyawan biasa senilai Rp 200.000. "Inilah yang harus diperhatikan grafolog. Setiap klien memiliki kebutuhan berbeda-beda," ujarnya.

Ke depan, Aviv berharap bisa menjadikan ilmu grafologi sebagai mata kuliah wajib di fakultas psikologi di seluruh Indonesia. "Sudah berjalan satu semester di Universitas Maranatha. Saya rajin bikin seminar di kampus-kampus untuk meyakinkan bahwa ilmu ini memang layak dipelajari," ungkapnya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri