JAKARTA. Di tengah kesibukan dan kemacetan di perkotaan, seperti Jakarta, tak sedikit orang yang mencari cara praktis untuk memenuhi kebutuhannya. Termasuk keperluan untuk tampil rapih dan cantik. Maklum, pergi ke salon untuk menata rambut dan merias wajah bakal memakan waktu. Sementara, tak semua orang bisa merias diri sendiri. Makanya, mulai banyak yang memanfaatkan jasa penata rias panggilan.Biasanya, kalangan menengah ke atas, seperti pejabat dan selebritis yang memanfaatkan jasa penata rias panggilan atau make up artist. Lantaran mereka harus mampu merias dalam waktu cepat dengan hasil yang bagus, biasanya seorang penata rias panggilan adalah yang sudah berpengalaman. Makanya sekali panggil, bayaran mereka terbilang menggiurkan. Salah seorang penata rias panggilan yang sudah cukup populer di ibukota adalah Qiqi Franky. Ia sudah malang melintang di dunia tata rias sejak 13 tahun silam. Keahlian merias wajah dan menata rambut didapatnya dari mengikuti kursus di dalam dan luar negeri. Background pendidikan Qiqi sendiri adalah bidang perhotelan. Namun, karena memang hobi tata rias sejak kecil dan didukung banyak pelatihan, keahliannya pun terasah. Perlahan namanya mulai dikenal. Kini, ia bekerjasama dengan sebuah majalah untuk rias pemotretan. Alhasil, namanya kian meroket. Permintaan merias pun datang dari berbagai kalangan, terutama pesohor di dalam negeri. Bahkan, tak jarang ia dipanggil untuk merias artis luar negeri yang sedang berkunjung ke Indonesia. Kini, di bawah benderan Qiqi Franky MUA, pria 46 tahun ini mempekerjakan 65 orang.Make up artist lainnya di Jakarta adalah Donna Vie. Ia mengawali karir sejak 2003 dengan menjadi penata rias artis untuk beberapa majalah fashion, seperti Dewi, Female, Kartini, hingga majalah pria dewasa FHM. Keahlian merias diperolehnya dari sekolah tata rias Martha Tilaar. Kata Donna, sambil merias untuk majalah, ia membuat blog tentang kecantikan. Dari sanalah namanya mulai kesohor. "Banyak sosialita dan pesohor di Indonesia yang panggil saya untuk merias," tutur perempuan kelahiran 1983 ini.Beberapa pesohor yang kerap menggunakan keahliannya, seperti Miranda Gultom, Sherina Munaf, dan band J-Rock. Tak hanya dipanggil merias di rumah-rumah, jasanya juga banyak dicari untuk merias pada event pesta dan iklan. "Paling berkesan ketika merias J-Rock. Soalnya, saya suka make up ala Jepang, jadi bisa berkreasi dengan mereka," kenangnya.Pemain lainnya, Juanda Benny Sorumba sudah menekuni dunia tata rias sejak 12 tahun silam. Namun waktu itu ia masih berstatus asisten dari make up artist profesional di sebuah produksi sinetron di Jakarta. Dari sanalah, perlahan ia mendalami dunia rias wajah secara autodidak. Setelah punya cukup pengalaman, pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara ini memutuskan membuka usaha sendiri sejak 2005. Kerja profesional perdannya, yaitu ketika dipercaya merias wajah artis Elma Theana. "Waktu itu Elma sering muncul di program infotainment. Dari situ saya mulai banyak mendapat panggilan untuk merias wajah pesohor," ujar pria yang akrab disapa Bennu ini.Sampai sekarang, kebanyakan pelanggannya dari kalangan selebritas, sebut saja Rossa, Julia Perez, Syahrini, Yuni Shara. Bahkan, ia sudah tujuh tahun menjadi make up artist tetap Rossa. Tinggi bayarannyaKata Donna, ia butuh waktu 1- 3 jam untuk merias wajah satu klien. "Hasil riasan private itu beda dengan di salon. Karena kita dipanggil ke lokasi, jadi lebih detil dan tidak buru-buru seperti di salon," ungkapnya.Senada, Bennu bilang, paling tidak ia menghabiskan waktu tiga jam untuk merampungkan rias wajah dan rambut satu klien. "Kecuali klien minta yang simpel, bisa satu jam," ujarnya. Dalam bekerja, ia dibantu tiga asisten. Menurut Bennu, karena bersifat private, maka yang paling penting, seorang make up artist harus paham jenis kulit klien. Pasalnya, beda kulit, beda pula perlakuannya. Di sinilah letak keahlian make up artist, yaitu menyesuaikan dengan karakter muka si klien.Makanya, sekali panggil, para make up artist ini dibayar mahal. Qiqi bilang, sekali merias, ia menerima bayaran Rp 3,5 juta - Rp 18,5 juta. "Jika ada permintaan dengan make up tertentu bisa lebih mahal," ujarnya.Sementara, Donna memasang tarif Rp 2,5 juta-Rp 6 juta sekali rias. "Tapi untuk make up minimalis bisa Rp 600.000," tuturnya.Ia mengaku, dalam sebulan bisa menerima 12 panggilan. Tak heran, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 70 juta sebulan. Omzet Qiqi lebih besar lagi, bisa di atas Rp 100 juta sebulan. Meski enggan menyebut tarif sekali merias, namun Juanda mengaku, bisa meraih omzet Rp 50 juta sebulan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mendatangi peluang cantik perias privat
JAKARTA. Di tengah kesibukan dan kemacetan di perkotaan, seperti Jakarta, tak sedikit orang yang mencari cara praktis untuk memenuhi kebutuhannya. Termasuk keperluan untuk tampil rapih dan cantik. Maklum, pergi ke salon untuk menata rambut dan merias wajah bakal memakan waktu. Sementara, tak semua orang bisa merias diri sendiri. Makanya, mulai banyak yang memanfaatkan jasa penata rias panggilan.Biasanya, kalangan menengah ke atas, seperti pejabat dan selebritis yang memanfaatkan jasa penata rias panggilan atau make up artist. Lantaran mereka harus mampu merias dalam waktu cepat dengan hasil yang bagus, biasanya seorang penata rias panggilan adalah yang sudah berpengalaman. Makanya sekali panggil, bayaran mereka terbilang menggiurkan. Salah seorang penata rias panggilan yang sudah cukup populer di ibukota adalah Qiqi Franky. Ia sudah malang melintang di dunia tata rias sejak 13 tahun silam. Keahlian merias wajah dan menata rambut didapatnya dari mengikuti kursus di dalam dan luar negeri. Background pendidikan Qiqi sendiri adalah bidang perhotelan. Namun, karena memang hobi tata rias sejak kecil dan didukung banyak pelatihan, keahliannya pun terasah. Perlahan namanya mulai dikenal. Kini, ia bekerjasama dengan sebuah majalah untuk rias pemotretan. Alhasil, namanya kian meroket. Permintaan merias pun datang dari berbagai kalangan, terutama pesohor di dalam negeri. Bahkan, tak jarang ia dipanggil untuk merias artis luar negeri yang sedang berkunjung ke Indonesia. Kini, di bawah benderan Qiqi Franky MUA, pria 46 tahun ini mempekerjakan 65 orang.Make up artist lainnya di Jakarta adalah Donna Vie. Ia mengawali karir sejak 2003 dengan menjadi penata rias artis untuk beberapa majalah fashion, seperti Dewi, Female, Kartini, hingga majalah pria dewasa FHM. Keahlian merias diperolehnya dari sekolah tata rias Martha Tilaar. Kata Donna, sambil merias untuk majalah, ia membuat blog tentang kecantikan. Dari sanalah namanya mulai kesohor. "Banyak sosialita dan pesohor di Indonesia yang panggil saya untuk merias," tutur perempuan kelahiran 1983 ini.Beberapa pesohor yang kerap menggunakan keahliannya, seperti Miranda Gultom, Sherina Munaf, dan band J-Rock. Tak hanya dipanggil merias di rumah-rumah, jasanya juga banyak dicari untuk merias pada event pesta dan iklan. "Paling berkesan ketika merias J-Rock. Soalnya, saya suka make up ala Jepang, jadi bisa berkreasi dengan mereka," kenangnya.Pemain lainnya, Juanda Benny Sorumba sudah menekuni dunia tata rias sejak 12 tahun silam. Namun waktu itu ia masih berstatus asisten dari make up artist profesional di sebuah produksi sinetron di Jakarta. Dari sanalah, perlahan ia mendalami dunia rias wajah secara autodidak. Setelah punya cukup pengalaman, pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara ini memutuskan membuka usaha sendiri sejak 2005. Kerja profesional perdannya, yaitu ketika dipercaya merias wajah artis Elma Theana. "Waktu itu Elma sering muncul di program infotainment. Dari situ saya mulai banyak mendapat panggilan untuk merias wajah pesohor," ujar pria yang akrab disapa Bennu ini.Sampai sekarang, kebanyakan pelanggannya dari kalangan selebritas, sebut saja Rossa, Julia Perez, Syahrini, Yuni Shara. Bahkan, ia sudah tujuh tahun menjadi make up artist tetap Rossa. Tinggi bayarannyaKata Donna, ia butuh waktu 1- 3 jam untuk merias wajah satu klien. "Hasil riasan private itu beda dengan di salon. Karena kita dipanggil ke lokasi, jadi lebih detil dan tidak buru-buru seperti di salon," ungkapnya.Senada, Bennu bilang, paling tidak ia menghabiskan waktu tiga jam untuk merampungkan rias wajah dan rambut satu klien. "Kecuali klien minta yang simpel, bisa satu jam," ujarnya. Dalam bekerja, ia dibantu tiga asisten. Menurut Bennu, karena bersifat private, maka yang paling penting, seorang make up artist harus paham jenis kulit klien. Pasalnya, beda kulit, beda pula perlakuannya. Di sinilah letak keahlian make up artist, yaitu menyesuaikan dengan karakter muka si klien.Makanya, sekali panggil, para make up artist ini dibayar mahal. Qiqi bilang, sekali merias, ia menerima bayaran Rp 3,5 juta - Rp 18,5 juta. "Jika ada permintaan dengan make up tertentu bisa lebih mahal," ujarnya.Sementara, Donna memasang tarif Rp 2,5 juta-Rp 6 juta sekali rias. "Tapi untuk make up minimalis bisa Rp 600.000," tuturnya.Ia mengaku, dalam sebulan bisa menerima 12 panggilan. Tak heran, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 70 juta sebulan. Omzet Qiqi lebih besar lagi, bisa di atas Rp 100 juta sebulan. Meski enggan menyebut tarif sekali merias, namun Juanda mengaku, bisa meraih omzet Rp 50 juta sebulan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News