Mendekati rekor tertinggi, Wall Street mencoba membangun keuntungan kuat di Februari



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks acuan Wall Street mendekati rekor tertinggi pada pembukaan perdagangan Kamis (11/2). Investor berspekulasi lebih pada stimulus fiskal untuk keluar dari resesi akibat pandemi Covid-19, di tengah data baru yang menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja terhenti.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 28,7 poin atau 0,09% ke 31.466,49. Indeks S&P 500 naik 6,5 poin atau 0,17% pada pembukaan menjadi 3.916,4, dan Nasdaq Composite naik 72,7 poin atau 0,52% menjadi 14.045,214 pada bel pembukaan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran adalah 793.000 pekan lalu, dibandingkan dengan 812.000 pada pekan sebelumnya, tetapi jauh di bawah rekor 6.867 juta yang dilaporkan Maret lalu ketika pandemi melanda Amerika Serikat.


Wall Street telah mencapai rekor tertinggi baru-baru ini karena prospek paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun.

Baca Juga: China semakin tegas di Laut China Selatan, Filipina lanjutkan perjanjian militer AS

Musim laporan pendapatan yang sebagian besar lebih baik dari perkiraan juga telah mengangkat sentimen, memadamkan ketakutan akan valuasi yang tinggi.

Analis sekarang memperkirakan pendapatan kuartal keempat untuk perusahaan dalam indeks S&P 500 tumbuh 2,8%, dibandingkan perkiraan penurunan 10,3% pada awal Januari, menurut data Refinitiv.

"Laporan pendapatan terus mendorong pasar lebih tinggi seiring dengan pembicaraan stimulus dan keinginan The Fed untuk tetap bijaksana menciptakan antusiasme yang sangat kuat," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.

"(Tetapi) pola perdagangan selama beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa pasar mungkin mengalami kelelahan dan telah melangkah dalam situasi sangat jenuh beli."

Unit manajemen aset Pictet Group mengharapkan S&P 500 naik 10% dari levelnya saat ini, dengan bantuan dari peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter yang mudah.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell meyakinkan investor pada hari Rabu bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk beberapa waktu untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan, tetapi tidak memberikan wawasan baru tentang kebijakan moneter.

Selanjutnya: Survei ASEAN: Pengaruh China yang semakin besar di kawasan bikin cemas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto