Mendekati Tahun Politik 2024, Begini Agenda Bisnis Adaro Energy (ADRO) pada 2023



KONTAN.CO.ID - SOROWAKO. Mendekati tahun politik 2024, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus mengikuti perkembangan pasar dan memastikan tetap menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana yang telah ditetapkan. 

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan, sampai dengan saat ini bisnis Adaro berjalan baik.  Adapun sebagai perusahaan penyedia energi nasional, Febriati menyatakan, Adaro ingin mengambil peran penting untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia. 

“Profitabilitas yang tinggi dan kinerja yang solid mendukung kami dalam mempercepat proyek-proyek transformasi dan membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/3). 


Maka itu, Febriati bilang, ADRO akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan. Adaro juga tetap fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

Baca Juga: Eksekusi Bisnis Jadi Kunci Siloam (SILO) Pertahankan Kinerja Kuat

Menjelang tahun politik 2024, Adaro masih menjalankan bisnis eksistingnya dan terus berupaya mengembangkan dan mendiversifikasi bisnis di luar batu bara. 

“Yang kami lakukan di antaranya melalui pilar Adaro Minerals, perusahaan fokus memberikan dukungan terhadap ketersediaan berbagai logam dan mineral yang dibutuhkan oleh ekonomi hijau,” ujarnya. 

Asal tahu saja, Adaro Minerals saat ini memproduksi batu bara metalurgi, bahan baku utama pembuatan baja. 

Selain itu, melalui PT Adaro Indo Aluminium, anak perusahaan dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dalam proses pengembangan  smelter aluminium di kawasan industri PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) Kalimantan Utara. 

Proyek dengan nilai investasi keseluruhan termasuk pembangkit listrik mencapai US$ 2 miliar memiliki kapasitas produksi 500.000 ton pertahun di tahap pertama. 

“Adaro berencana segera merealisasikan investasi dan memulai konstruksi di akhir tahun ini, yang proses konstruksinya diperkirakan memakan waktu 24 bulan,” terangnya. 

Selanjutnya, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangkit listrik dari sumber terbarukan, Adaro Power aktif mencari dan memperluas portofolio proyek Energi Terbarukan. 

Untuk mendapatkan bauran energi yang seimbang, Adaro terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya. Dengan begini, Adaro juga akan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender. 

Melalui pilar Adaro Green, PT Adaro Clean Energy Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam pengembangan industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS yang terdiri dari rantai pasok industri Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia untuk memenuhi peningkatan kebutuhan EBT di dalam negeri maupun kawasan regional.

Baca Juga: Indocement (INTP) Targetkan Penjualan Semen Tumbuh hingga 4% Tahun Ini

Terkait bisnis batubara, Febriati belum bisa memerinci perihal harga jual rata-rata (ASP) di tahun ini. Menurutnya, harga batu bara tidak dapat diprediksi dan bergerak mengikuti siklusnya, sehingga naik turunnya harga batu bara merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam industri ini. 

“Untuk itu, Adaro akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan efisiensi biaya, pencapaian target perusahaan dan mempertahankan kinerja yang solid,” tegasnya. 

Di sepanjang tahun lalu, Adaro mencatat rekor kinerja tertinggi dengan membukukan EBITDA operasional melonjak 139% menjadi US$ 5,03 miliar dan laba inti melonjak 140% menjadi US$ 3,01 miliar. 

Febriati mengatakan, pendapatan naik lebih dua kali lipat menjadi US$ 8,1 miliar berkat operasi yang baik dan efisien, serta dukungan dari kenaikan harga jual untuk produk-produk. Kualitas laba Adaro tercermin pada EBITDA operasional  US$ 5,0 miliar dan laba inti US$ 3,0 miliar, yang masing-masing mencatat kenaikan 139% dan 140% YoY.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi