Mendes minta desa fokus kembangkan produk unggulan masing-masing



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Desa (Kemdes), Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) menilai, salah satu persoalan kemiskinan desa-desa di Indonesia karena desa-desa tersebut tidak fokus mengembangkan produk unggulan untuk meningkatkan ekonomi.

"Satu desa kecil dia tidak fokus melakukan budidaya di banyak komoditi," kata Menteri, Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, dalam Indonesia Indonesia Development Forum (IDF) 2019, Selasa (23/7).

Baca Juga: Semester I-2019, realisasi transfer ke daerah dan dana desa capai 48,9%


Masalah itu ditambah dengan tidak adanya kepastian harga jual, konsumen yang akan dituju yang menyebabkan harga menjadi rendah. Atas dasar itu, Kemdes PDTT membuat program produk unggulan kawasan pedesaan.

Program ini pada dasarnya membentuk ekonomi kluster dengan meminta rekomendasi pemerintah daerah terkait produk unggulan yang dapat membangkitkan ekonomi pedesaan. "Kita minta kepala daerah fokus unggulannya apa karena yang tahu desa atau wilayah tersebut dibudidayakan apa adalah kepala daerah tersebut," ujar dia.

Baca Juga: Tim Kemensos salurkan bantuan Rp 1,39 miliar bagi korban gempa Halmahera Selatan

Nantinya, Kementerian Desa PDTT akan mengintegrasikan desa dengan kementerian terkait, dunia usaha, dan perbankan. Saat ini, Kementerian Desa PDTT memiliki anggaran Rp 5 triliun dimana Rp 2,5 triliun digunakan untuk 40.000 pendamping desa dan Rp 500 miliar untuk kebutuhan internal.

Saat ini Kementerian Desa telah mengelola sekitar 75.000 desa. Pada tahun 2018, terdapat 6.518 desa tertinggal terentaskan menjadi desa berkembang dan 2.665 desa berkembang meningkat menjadi desa mandiri.

Baca Juga: Mendes sebut, dampak kekeringan bisa rugikan hingga Rp 3 triliun

Hasil Indeks Pembangunan Desa pada 2018 menyebutkan, terdapat 5.559 desa mandiri, 54.879 desa berkembang, dan 13.232 desa tertinggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli