BANGKALAN. Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan bahwa ujian nasional (UN) akan bisa berubah bila Kurikulum 2013 sudah benar-benar diterapkan. "Tahun ini (2013), UN masih tetap, karena perubahan kurikulum masih Juni 2013, sedangkan UN akan dilaksanakan pada April-Mei 2013," katanya dalam Sosialisasi Kurikulum 2013 di Bangkalan, Senin (31/12/2012). Dalam sosialisasi di hadapan sejumlah ulama se-Madura di Pesantren Al-Hikam, Burneh, Bangkalan, ia mengemukakan "proses" dan "output" dalam Kurikulum 2013 itu sama-sama penting.
"Karena itu, proses dan output harus dikombinasikan, sehingga UN ke depan akan bisa berubah, tapi perubahan itu bukan sekarang, sebab Kurikulum 2013 masih tahap uji publik," katanya. Menurut dia, perubahan Kurikulum 2013 itu tidak dilandasi kepentingan politik sama sekali, melainkan murni dengan landasan akademik, karena itu pihaknya melakukan uji publik Kurikulum 2013. "Kalau pertimbangan politik mungkin perubahan itu bisa batal, karena kami menghadapi stigma masyarakat yang seakan-akan membenarkan bahwa ganti menteri itu ganti kurikulum," katanya. Perubahan sikap generasi muda Namun, pihaknya mengambil risiko dengan mempertimbangkan kepentingan riil untuk masa depan generasi muda yang lebih baik yakni pintar tapi benar atau benar tapi pintar. "Jadi, perubahan kurikulum itu untuk menyikapi perubahan zaman yang kelak akan mengutamakan kompetensi, namun kompetensi itu kami sinergikan dengan nilai-nilai karakter," katanya. Ia menjelaskan kompetensi masa depan itu mencakup tiga bidang yakni sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. "Perubahan sikap itu ditentukan pendidikan karakter, sedangkan perubahan ketrampilan dan pengetahuan itu ditentukan inovasi. Cara untuk mendidik siswa yang memiliki inovasi adalah mengembangkan kreatifitas," katanya. Untuk mengembangkan kreatifitas, katanya, bisa dilakukan dengan lima tahapan yakni observasi (pengamatan), bertanya, berpikir (nalar), eksperimen, dan menyampaikan (presentasi tertulis atau lisan). "Jadi, saya tidak mempertimbangkan jabatan, tapi saya mempertimbangkan masa depan. Saya akan mendorong kompetensi itu agar generasi muda sekarang dapat membeli masa depan dengan ’harga’ sekarang," katanya.
Acara sosialisasi itu dihadiri sejumlah ulama, antara lain KH Ahmad Tijani (Sumenep), KH Drs Mas’ud MAg (Pamekasan), KH Fudloli Ruhan (Sampang), KH Darwis (Sampang), KH Basyir (Sampang), KH Ilyas (Bangkalan), KH Jazuli (Bangkalan), dan KH Busyro Dimyati (Bangkalan). Dalam kesempatan itu, para ulama se-Madura mendukung rencana perubahan kurikulum itu, karena perubahan itu memasukkan pendidikan karakter. "Para ulama itu memprihatinkan masalah moral, karena itu kurikulum yang memasukkan karakter itu akan didukung," kata pengasuh Pesantren Al-Hikam, Burneh, Bangkalan KH Nuruddin A Rahman.
Kompas.com Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: