Mendorong laba dari mi ayam asal Depok



Banyak orang di Indonesia yang menggemari mi ayam. Jadi, kita tak perlu heran para pedagang makanan rakyat bertebaran di mana-mana. Meski persaingan usaha ini sudah padat, Wahyu Indra tak gentar menawarkan kemitraan mi ayam bernama Mie Ayam Grobakan.Berbekal pengalaman bertahun-tahun membuka usaha Warung Bakmi-Ku, ejak 2 Juni 2010 lalu dia merambah bisnis mie ayam. Wahyu mengklaim keunggulan mi buatannya adalah tak mengandung bahan pengawet.Dua menu dia tawarkan: mi ayam dan mi yamin. Sebagai pelengkap, Mie Ayam Grobakan asal Depok, Jawa Barat, ini menyediakan bakso dan pangsit. Wahyu menjual satu porsi mi ayam komplet dengan harga antara Rp 7.500 hingga Rp 12.000. Saat ini Mie Ayam Grobakan telah memiliki empat mitra di Bekasi Timur, Ciledug, Ciracas, dan Bogor. "Dua lagi akan buka pada 23 Oktober di Cikeas dan Antasari, Jakarta Selatan," ungkap dia.

Dua paket investasiWahyu menawarkan dua paket investasi. Pertama, Paket Cabang Produksi senilai Rp 50 juta untuk investor di luar Jabodetabek. Kedua, Paket Mitra senilai Rp 5 juta untuk calon investor di wilayah Jabodetabek. Paket kedua ini memperoleh peralatan usaha komplet, seperti gerobak, dandang, dan dua unit tabung gas ukuran 3 kilogram (kg). Paket ini juga dilengkapi bahan baku mi mentah seberat 10 kg untuk meracik 110 porsi mi ayam. "Ini sebagai promosi," ujar Wahyu. Memang, salah satu strategi promosinya dengan membagikan kupon makan gratis. Cara ini ditempuh agar usahanya bisa cepat dikenal. Sedangkan Paket Cabang Produksi dilengkapi mesin pengaduk adonan terigu berkapasitas 25 kg per 10 menit, mesin pres, dan pemotong mi kapasitas 40 kg per jam, serta freezer berkapasitas 400 liter. Ada juga pelatihan produksi mi mentah selama dua minggu bagi para karyawan. Pemilik cabang produksi dapat mencari calon mitra Mie Ayam Grobakan di daerah masing-masing tanpa batasan jumlah maksimum. "Pusat akan mendapat sekitar 10% dari tiap paket investasi yang diambil oleh mitra dari cabang produksi," papar Wahyu. Di samping itu, mitra cabang produksi boleh menjual bahan baku mi mentah yang dikirim dari pusat kepada para mitra yang berada di daerahnya sehingga memberikan keuntungan ganda. Paket kemitraan ini berlaku lima tahun. Kelak, mitra biasa yang serius menjalankan bisnis dan memiliki perkembangan pesat bisa saja naik kelas menjadi pemilik cabang produksi. "Saat ini sudah ada proposal untuk cabang produksi di Aceh, Pontianak, dan Bali," katanya. Wahyu menghitung, jika mitra cabang produksi mampu menjual bahan baku mi mentah sebanyak 25 kg per hari dengan harga Rp 22.000 per kg, maka omzet harian mencapai Rp 550.000. "Sebulan omzet yang dikantongi sekitar Rp 16,5 juta," ujarnya. Keuntungan usaha Mie Ayam Grobakan sudah dinikmati I Dewa Made Janusetiawan di Bekasi Timur. Menempati ruko Perumahan Duren Jaya, mitra yang baru memulai usahanya pada 23 September lalu itu mengaku sudah mendapat tanggapan positif. Tiap hari, kedai mi Janusetiawan mampu menjual 16 porsi mi ayam dengan harga per porsi Rp 7.500. Dari rata-rata penjualan selama 25 hari, dia dapat meraup omzet sekitar Rp 3 juta. "Cukup positif, apalagi ini belum genap sebulan. Tiap minggu kami memesan bahan baku sebanyak 6 kg," ujar Iwan. Bahkan, dia sudah bernafsu menaikkan status mitra menjadi cabang produksi.Mie Ayam GrobakanJl. Merpati 6 No. 221Perumnas Depok 1 Depok 16432Telp: 021-70880524

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi