Eka Saputra, Noverius Laoli, FahriyadiJasa foto dan pembuatan video iklan semakin banyak peminatnya. Banyak pengguna jasa ini dari kalangan pengusaha untuk mempromosikan produk mereka. Selain itu, order juga datang dari instansi pemerintah daerah (pemda). Omzet usaha ini bisa mencapai ratusan juta dengan laba bersih 20% - 70%.Supaya bisa menarik perhatian konsumen, tentu pesan dari iklan harus dapat disampaikan secara kreatif. Nah, agar bisa tampil unik dan menarik, banyak pelaku industri menggunakan jasa fotografer profesional untuk pembuatan iklan, baik iklan produk maupun profil perusahaan. Tak heran bila jasa studio foto iklan kini tumbuh dan berkembang di mana-mana. Di Makasar, misalnya, ada Mattuju IndonesiaTM yang menyediakan jasa tersebut.Selain menggarap foto iklan, Mattuju IndonesiaTM juga menggarap foto dokumenter serta pembuatan video dokumenter untuk company profile sebuah perusahaan. Selain itu, mereka juga pernah menggarap foto menu makanan untuk sejumlah restoran di Makassar. “Kami juga pernah menggarap pembuatan iklan Nature-E di Makassar,” kata Andi Syahwal Mattuju, Managing Director Mattuju IndonesiaTM.Berdiri sejak 2007, kini Mattuju terus berkembang. Selain di Makassar, klien Mattuju menyebar sampai ke Palu, Kendari, hingga Lombok. Bahkan, ada juga yang dari luar negeri, terutama untuk dokumentasi pernikahan. Andi mengaku, omzet yang didapatnya dalam sebulan mencapai Rp 100 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 20%-30% dari omzet. Paket foto dokumenter yang ditawarkan Mattuju berkisar antara Rp 1,6 juta - Rp 2,7 juta. Bila ingin lengkap dengan video harganya berkisar antara Rp 3,9 juta hingga Rp 9 juta.Pemain lain yang turut menggeluti bisnis ini adalah Margiono, pemilik Roy Video di Cawas Klaten, Jawa Tengah. Menjadi penyedia jasa foto dan pembuatan video iklan sejak 1990, omzet Margiono mencapai Rp 60 juta per bulan dengan laba bersih 70%. Awalnya, Margiono hanya fokus melayani foto penikahan. Tapi setelah kompetitor makin banyak, ia banting stir ke layanan ke foto dan pembuatan video iklan. Keputusan itu tidak keliru. Terbukti, belakangan jasa foto dan pembuatan video iklan semakin banyak peminatnya. "Banyak pengguna jasa dari kalangan pengusaha dan dari instansi pemda," jelasnya. Margiono biasa mendapat order pembuatan foto dan video iklan 20 kali dalam sebulan. Setiap proyek ia mematok tarif mulai Rp 2 juta - Rp 50 juta. "Semuanya tergantung kesulitan proyek yang kami garap," jelasnya.Pemain lain di bisnis ini adalah Ovik Hamdan, pemilik Light Box Studio di Bandung, Jawa barat. Terjun ke bisnis ini sejak tahun 2010, Ovik hanya melayani foto produk dan iklan. “Sebelumnya saya ikut foto pernikahan juga, tapi terus memilih fokus ke foto produk sekitar dua tahun silam,” tandasnya.Ovik mengaku mendapatkan tantangan tersendiri dalam foto produk. Menurutnya, diperlukan kreativitas yang tinggi dalam mengambil dan menampilkan gambar sesuai selera pemesan dan khalayak. Foto produk untuk dipajang di website atau toko online, misalnya, perlu teknik pencahayaan yang baik. Sementara untuk kebutuhan iklan di media cetak harus disertai pemahaman yang jelas soal pesan yang ingin disampaikan si pengiklan. "Jadi editing dan konsepnya harus matang," ujar Ovik. Dalam sebulan Ovik bisa melakukan sekitar 40 pemotretan, dengan klien yang berasal dari Bandung, Jakarta, Bekasi, dan Surabaya. Omzetnya paling sedikit Rp 11 juta per bulan, dengan laba 60%-70%. Parlindungan Ompusunggu juga sukses menggeluti bisnis ini. Sama halnya Ovik, pemilik +P Photography di Bekasi ini fokus melayani jasa pembuatan foto profuk dan video untuk iklan. Omzet dalam sebulan Rp 10 juta dengan laba bersih 90%. "Selain pemilik toko online, klien saya banyak perusahaan skala UKM di Jabodetabek dan Bandung," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mendulang fulus dari jasa foto dan video iklan
Eka Saputra, Noverius Laoli, FahriyadiJasa foto dan pembuatan video iklan semakin banyak peminatnya. Banyak pengguna jasa ini dari kalangan pengusaha untuk mempromosikan produk mereka. Selain itu, order juga datang dari instansi pemerintah daerah (pemda). Omzet usaha ini bisa mencapai ratusan juta dengan laba bersih 20% - 70%.Supaya bisa menarik perhatian konsumen, tentu pesan dari iklan harus dapat disampaikan secara kreatif. Nah, agar bisa tampil unik dan menarik, banyak pelaku industri menggunakan jasa fotografer profesional untuk pembuatan iklan, baik iklan produk maupun profil perusahaan. Tak heran bila jasa studio foto iklan kini tumbuh dan berkembang di mana-mana. Di Makasar, misalnya, ada Mattuju IndonesiaTM yang menyediakan jasa tersebut.Selain menggarap foto iklan, Mattuju IndonesiaTM juga menggarap foto dokumenter serta pembuatan video dokumenter untuk company profile sebuah perusahaan. Selain itu, mereka juga pernah menggarap foto menu makanan untuk sejumlah restoran di Makassar. “Kami juga pernah menggarap pembuatan iklan Nature-E di Makassar,” kata Andi Syahwal Mattuju, Managing Director Mattuju IndonesiaTM.Berdiri sejak 2007, kini Mattuju terus berkembang. Selain di Makassar, klien Mattuju menyebar sampai ke Palu, Kendari, hingga Lombok. Bahkan, ada juga yang dari luar negeri, terutama untuk dokumentasi pernikahan. Andi mengaku, omzet yang didapatnya dalam sebulan mencapai Rp 100 juta. Adapun laba bersihnya sekitar 20%-30% dari omzet. Paket foto dokumenter yang ditawarkan Mattuju berkisar antara Rp 1,6 juta - Rp 2,7 juta. Bila ingin lengkap dengan video harganya berkisar antara Rp 3,9 juta hingga Rp 9 juta.Pemain lain yang turut menggeluti bisnis ini adalah Margiono, pemilik Roy Video di Cawas Klaten, Jawa Tengah. Menjadi penyedia jasa foto dan pembuatan video iklan sejak 1990, omzet Margiono mencapai Rp 60 juta per bulan dengan laba bersih 70%. Awalnya, Margiono hanya fokus melayani foto penikahan. Tapi setelah kompetitor makin banyak, ia banting stir ke layanan ke foto dan pembuatan video iklan. Keputusan itu tidak keliru. Terbukti, belakangan jasa foto dan pembuatan video iklan semakin banyak peminatnya. "Banyak pengguna jasa dari kalangan pengusaha dan dari instansi pemda," jelasnya. Margiono biasa mendapat order pembuatan foto dan video iklan 20 kali dalam sebulan. Setiap proyek ia mematok tarif mulai Rp 2 juta - Rp 50 juta. "Semuanya tergantung kesulitan proyek yang kami garap," jelasnya.Pemain lain di bisnis ini adalah Ovik Hamdan, pemilik Light Box Studio di Bandung, Jawa barat. Terjun ke bisnis ini sejak tahun 2010, Ovik hanya melayani foto produk dan iklan. “Sebelumnya saya ikut foto pernikahan juga, tapi terus memilih fokus ke foto produk sekitar dua tahun silam,” tandasnya.Ovik mengaku mendapatkan tantangan tersendiri dalam foto produk. Menurutnya, diperlukan kreativitas yang tinggi dalam mengambil dan menampilkan gambar sesuai selera pemesan dan khalayak. Foto produk untuk dipajang di website atau toko online, misalnya, perlu teknik pencahayaan yang baik. Sementara untuk kebutuhan iklan di media cetak harus disertai pemahaman yang jelas soal pesan yang ingin disampaikan si pengiklan. "Jadi editing dan konsepnya harus matang," ujar Ovik. Dalam sebulan Ovik bisa melakukan sekitar 40 pemotretan, dengan klien yang berasal dari Bandung, Jakarta, Bekasi, dan Surabaya. Omzetnya paling sedikit Rp 11 juta per bulan, dengan laba 60%-70%. Parlindungan Ompusunggu juga sukses menggeluti bisnis ini. Sama halnya Ovik, pemilik +P Photography di Bekasi ini fokus melayani jasa pembuatan foto profuk dan video untuk iklan. Omzet dalam sebulan Rp 10 juta dengan laba bersih 90%. "Selain pemilik toko online, klien saya banyak perusahaan skala UKM di Jabodetabek dan Bandung," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News