KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali naik pasca pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 50 basis poin (bps). Pekan ini, pergerakan BTC cs menantikan sejumlah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS). Berdasarkan
coinmarketcap, harga BTC berada di US$ 63,452 pada Selasa (24/9) pukul 18.06 WIB. Sepekan terakhir, harganya naik 7,09% dan dalam 24 jam terakhir terkoreksi naik 0,02%. Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, pemangkasan suku bunga the Fed mendorong naik harga BTC dari US$ 59.500 menjadi US$ 64.000 pada Jumat (20/9). Data Soso Value menunjukkan bahwa Bitcoin ETF mencatat arus masuk minggu sebesar US$ 397 juta periode perdagangan 16 - 20 September, menandakan adanya permintaan institusi yang masih meningkat.
Baca Juga: Naik Pekan Lalu, Harga Bitcoin (BTC) Pekan Ini Diprediksi Datar Selain itu, raksasa investasi BlackRock dan perusahaan teknologi Microsoft berencana meluncurkan dana lebih dari US$ 30 miliar untuk berinvestasi dalam infrastruktur kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI) telah mendorong kenaikan altcoin berbasis AI pekan lalu, seperti TAO dan FET dengan mencatat kenaikan terbesar, masing-masing naik 87% dan 30%. "Dari sisi analisa teknikal, BTC berpotensi bergerak
sideways di sekitar US$ 60.000 - US$ 65.000 pekan ini," tulisnya dalam riset mingguan, Selasa (24/9). Pekan ini, kata Panji, akan dipenuhi dengan peristiwa ekonomi penting yang dapat mempengaruhi pasar. Para investor perlu waspada karena peristiwa ini berpotensi mempengaruhi Bitcoin cs. Pada 24 September, laporan Consumer Confidence & Sentiment akan dirilis, yang mengukur optimisme atau pesimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Menurutnya, jika hasilnya positif maka berpotensi mendorong belanja dan memberikan dampak baik bagi aset spekulatif seperti Bitcoin.
Baca Juga: Mengaku Punya 15.000 Rumah, Ini Cara Berinvestasi di Real Estat ala Robert Kiyosaki Pada 26 September, laporan PDB kuartal II yang diperbarui akan menjadi sorotan. Dengan prediksi pertumbuhan 2,8%, peningkatan ini bisa memperkuat kepercayaan pada ekonomi AS, yang juga dapat berdampak positif pada Bitcoin. "Di hari yang sama, data klaim pengangguran mingguan juga akan dirilis, dengan perkiraan naik menjadi 224 ribu," sebutnya. Lalu Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan memberi pidato pada 26 September. Setelah pemotongan suku bunga sebesar 0,5%, pasar sangat menantikan pernyataannya, yang berpotensi mempengaruhi sentimen pasar kripto. Pada 27 September, laporan inflasi PCE Inti akan dirilis. Ia menilai jika inflasi lebih rendah dari yang diperkirakan, peluang pemotongan suku bunga lebih lanjut akan meningkat, yang bisa memberikan keuntungan bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Baca Juga: Aset Kripto Berpotensi Memperbarui Rekor Tertinggi Panji menilai pidato Jerome Powell dan laporan inflasi PCE Inti akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan moneter berikutnya. Menurutnya, jika inflasi lebih rendah dari perkiraan, ada kemungkinan suku bunga akan dipotong lebih lanjut, yang umumnya dapat mendorong kenaikan harga aset kripto. "Secara keseluruhan, volatilitas di pasar kripto bisa meningkat tergantung hasil dari data ekonomi yang dirilis sepanjang minggu," tutup Panji. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli