KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah kalangan termasuk lembaga keuangan asing optimistis, pasar saham Indonesia terus melaju di sepanjang tahun depan. Namun, perhelatan Pilkada 2018 serentak bisa menjadi salah satu faktor penghambat laju indeks saham. Tahun depan, ada 117 pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak, yakni pada Juni. Dana yang mengalir ke pasar finansial diprediksi tersendat. Sebab, sebagian besar akan mengucur dan dibelanjakan untuk kepentingan pilkada. "Total biaya termasuk biaya pemerintah dan ditarik dari perbankan untuk pilkada sekitar Rp 20 triliun. Jika biaya di satu tempat Rp 100 miliar, maka 100 tempat bisa menelan Rp 10 triliunm" ungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio kemarin. Tito mengungkapkan, kemungkinan dana sebesar Rp 20 triliun akan ditarik dari pasar finansial. Ini dibarengi pengeluaran pajak pada Maret tahun depan. Dengan penarikan uang dari sistem perbankan, maka pengeluaran itu berpotensi mengerek inflasi.
Menebak arah bursa di tahun politik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah kalangan termasuk lembaga keuangan asing optimistis, pasar saham Indonesia terus melaju di sepanjang tahun depan. Namun, perhelatan Pilkada 2018 serentak bisa menjadi salah satu faktor penghambat laju indeks saham. Tahun depan, ada 117 pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak, yakni pada Juni. Dana yang mengalir ke pasar finansial diprediksi tersendat. Sebab, sebagian besar akan mengucur dan dibelanjakan untuk kepentingan pilkada. "Total biaya termasuk biaya pemerintah dan ditarik dari perbankan untuk pilkada sekitar Rp 20 triliun. Jika biaya di satu tempat Rp 100 miliar, maka 100 tempat bisa menelan Rp 10 triliunm" ungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio kemarin. Tito mengungkapkan, kemungkinan dana sebesar Rp 20 triliun akan ditarik dari pasar finansial. Ini dibarengi pengeluaran pajak pada Maret tahun depan. Dengan penarikan uang dari sistem perbankan, maka pengeluaran itu berpotensi mengerek inflasi.