Menebak Arah IHSG di Pekan RDG BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) kembali digelar pada Rabu (22/6) dan Kamis (23/6). Diprediksi respons pasar akan beragam.

Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana melihat, inflasi tahunan Indonesia pada bulan Mei 2022 berada pada level 3,55%, meningkat dari bulan April 2022 yang berada pada level 3,47%. Walaupun meningkat, inflasi masih terkontrol karena masih berada dalam batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan BI masih akan menahan suku bunga di level 3,5%. Pihaknya berpegangan pada pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang mengatakan bahwa BI baru akan menaikkan suku bunga ketika inflasi tahunan Indonesia sudah melebihi batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia.


Baca Juga: Begini Prediksi Pergerakan IHSG untuk Senin (20/6)

"Karena inflasi tahunan Mei 2022 masih dalam batas yang ditentukan sehingga kami memproyeksikan BI masih akan menahan suku bunga dan baru akan menaikkan suku bunga pada semester II tahun ini," ujar Reditya kepada Kontan.co.id, Sabtu (19/6).

Meski begitu, berdasarkan prediksi trading economics, RDG BI bulan ini akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Alasan yang mendasari adalah inflasi global (Amerika Serikat, Eropa, Inggris) saat ini yang sangat tinggi.

Dengan demikian, Raditya tidak menutup kemungkinan suku bunga akan naik. Pihaknya memproyeksikan kenaikan suku bunga dari RDG BI dengan probabilitas 30% sedangkan untuk suku bunga tetap dia memasang probabilitas 70%.

Baca Juga: Menimbang Wacana Pengembalian Jam Perdagangan Bursa dan ARB Simetris

Nah, apabila suku bunga tetap pada level 3,5% maka diperkirakan tidak akan banyak memberikan pengaruh pada IHSG. Sementara, jika suku bunga naik dirinya menyiapkan dua skenario.

Pertama, suku bunga naik secara smooth. Skenario ini terjadi apabila peningkatan inflasi tidak signifikan. Apabila skenario ini yang berjalan juga tidak akan terlalu mempengaruhi IHSG.

Kedua, suku bunga naik secara signifikan. Skenario ini terjadi apabila peningkatan inflasi yang terjadi sangat signifikan. Apabila skenario ini yang berjalan, maka akan sangat mempengaruhi IHSG atau menjadi katalis negatif.

"Kemungkinan dapat menyebabkan outflow," imbuh dia.

Baca Juga: Modal Asing Hengkang Rp 7,34 Triliun di Pekan Ketiga Juni 2022

Dengan demikian, Raditya memprediksi IHSG akan bergerak dengan support 6.890-6.900. Resistance IHSG berada di level 6.950-6.980, 7.000, dan 7.138.

Dengan adanya potensi kenaikan suku bunga, Raditya menyarankan investor melirik saham-saham perbankan lantaran suku bunga kredit dan simpanan meningkat dan banyak investor yang memilih deposito untuk instrumen investasi. Sehingga, hal tersebut berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih emiten perbankan.

Di sisi lain, secara teknikal IDX Financial berpotensi membentuk pattern double bottom setelah penurunan signifikan beberapa waktu terakhir. Target double bottom menguji resistance terdekat di 1.539, selain itu masih ada gap di area 1.555.

"Batasi kerugian apabila IDX Financial breakdown level 1.446," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati