JAKARTA. Kursi Tri Brata I (TB I), sebutan untuk Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), akan segera ditinggalkan Jenderal Timur Pradopo jika Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk menggantinya tahun ini sebelum Timur resmi pensiun pada bulan Januari 2014. April lalu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha pernah mengatakan bahwa Presiden berencana mengganti Timur sekitar bulan Agustus atau September 2013. Mendengar rencana Presiden itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) langsung menggodok sejumlah nama yang dinilai berpotensi menjadi calon kapolri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI, Kompolnas berwenang memberikan saran dan pertimbangan calon Kapolri kepada Presiden.
Kompolnas mengaku telah melakukan penelusuran rekam jejak hingga akhirnya jatuh kepada sebelas nama, baik jenderal bintang tiga maupun bintang dua. Sebelas nama itu adalah Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komisaris Jenderal (Komjen) Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Putut Eko Bayu Seno. Selain itu, Kadiv TI Irjen Tubagus Anis Angkawijaya, Wakabareskrim Polri Irjen Anas Yusuf, Asisten Operasi Kapolri Irjen Badrodin Haiti, Kapolda Bali Irjen Arif Wachjunadi, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Saud Usman Nasution, Kakorlantas Polri Irjen Pudji Hartanto, dan Kepala Divisi Hukum Polri Irjen Anton Setiadi. Adapun syarat menjadi calon kapolri ialah berpangkat Komjen dan pernah menjabat sebagai kapolda. Mereka yang masih berpangkat irjen harus menduduki posisi jenderal bintang tiga terlebih dahulu. Sejumlah nama itu nantinya akan disaring kembali untuk kemudian diserahkan kepada Presiden. Kompolnas akan merundingkan nama yang diserahkan ke Presiden setelah melakukan rapat dengan Ketua Kompolnas Djoko Suyanto yang juga Menteri Politik Hukum dan HAM. "Kami bertemu Ketua Kompolnas lebih dulu, kemudian serahkan ke Presiden," kata anggota Kompolnas Hamidah Abdurrahman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2013). Mendekati rencana Presiden itu, Kompolnas bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memanggil para calon untuk melapor harta kekayaannya. Ada sembilan nama yang sudah menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK pada akhir Juli. Sementara itu, Pudji dan Anton Setiadi belum melakukannya. Kabaharkam, batu loncatan Persaingan menduduki kursi kapolri kini makin terlihat setelah Komisaris Jenderal (Purn) Nanan Sukarna resmi meninggalkan jabatan Wakil Kepala Kepolisian RI karena pensiun. Komjen Oegroseno hari ini sudah resmi meninggalkan jabatan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri untuk menduduki posisi Wakapolri. Adapun pengganti Oegroseno rencananya akan diisi oleh Irjen (Pol) Badrodin. Dengan demikian, perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal akan bertambah setelah nantinya Badrodin resmi dilantik menjadi Kabaharkam. Posisi Kabaharkam "dipercaya" bisa menjadi batu loncatan Badarodin menuju kursi Tri Brata I. Jika Badrodin yang naik menjadi kapolri, prosesnya persis sama dengan jalan karier Timur. Pada tahun 2010 lalu, tak banyak yang menyangka Presiden akan memilih Timur. Saat itu, Timur baru saja menjabat Kabaharkam lalu kemudian dilantik Presiden menjadi Kapolri pada 22 Oktober 2010 lalu. "Badrodin memungkinkan jadi kapolri. Kalau tidak ada jabatan bintang tiga yang akan kosong lagi dan Presiden jadi mengganti kapolri tahun ini, maka tertutup peluang untuk bintang dua yang lain," ujar pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, saat dihubungi. Badrodin merupakan alumnus terbaik Akademi Kepolisian angkatan 1982 dan meraih Adhi Makayasa. Pria kelahiran Jember 24 Juli 1958 itu pernah menjabat Kapolda Jawa Timur dan Kapolda Sumatera Utara.