Meneguk Kesegaran Peluang Tama Cappocino Cincau



Minuman kopi susu cincau dan variannya masih digemari sejumlah kalangan. Tak heran bila minuman ini masih kerap kita jumpai. Nah, kalau Anda masih tertarik meneguk untung dari bisnis minuman ini, bisa menyimak tawaran dari dari CV Tama Foodpreneur, pengelola Tama Cappocino Cincau.

Adalah Pratama Mengantoro,  pemilik CV Tama Foodpreneur yang mulai mendirikan bisnis tersebut pada 2010 silam. Stan minuman rasa kopi cincau ini punya tujuh varian rasa. Yakni rasa original, expresso vanila latte, bubble gum, frappucino, dan hazelnut mocca.

Melihat usaha tersebut masih bisa eksis, Pratama mulai membuka kemitraan sejak Mei 2016 silam. Hingga kini sudah ada 16 gerai Tama Cappocino Cincau yang tersebar di beberapa kota seperti  Surabaya, Gresik, Lawang, dan Sidoarjo.


Ada tiga paket yang Pratama tawarkan. Pertama, paket portable senilai Rp 7 juta.  Mitra sudah mendapat stan aluminium,  bahan baku, perlengkapan dan peralatan usaha, spanduk dan pelatihan karyawan. Kedua, paket reguler senilai Rp 12 juta. Mitra mendapat stan kayu jati, bahan baku, perlengkapan dan peralatan usaha, spanduk dan pelatihan karyawan.

Ketiga, paket senilai Rp 35 juta. Mitra akan mendapat stan kayu dengan desain sedemikian rupa, plus bahan baku, perlengkapan dan peralatan usaha, spanduk dan pelatihan karyawan.

Enaknya, kerjasama ini berlangsung seumur hidup. Plus tidak ada biaya royalti saban bulannya. Tapi ada syaratnya, mitra wajib membeli pasokan bahan baku berupa bubuk cappucino dan cincau (grass jelly) dari Tama Foodpreneur. Pasalnya bila tidak membeli ada sanksi denda senilai 50% dari nilai investasi.

Sedangkan untuk harga jual, Pratama membebaskan setiap mitra untuk membanderol harga minuman tersebut. Tapi ada patokannya yakni berkisar Rp 5.000 - Rp 7.000 per gelas.

Menurut kalkulasi bisnis dari Pratama, usaha ini, bila lancar bisa balik modal dalam tempo empat bulan saja. Ini dengan kondisi si mitra sanggup menjual 20 gelas cappucino cincau per harinya. Artinya, dalam sebulan, mitra bisa mengantongi omzet Rp 6 juta.

Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji satu pegawai saja, dan biaya operasional lainnya, laba bersih mitra sekitar 40% dari omzet.

Kalau ada yang minat, Pratama bakal mencarikan lokasi yang cocok dan karyawan bagi mitra usaha. Sayang, ia tidak merinci lokasi strategis tersebut. Yang jelas ia targetkan hingga akhir tahun ini bisa ada 25 gerai  mitra usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.