JAKARTA. Sesuai dengan data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan melebar hingga 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara US$ 9,8 miliar pada kuartal II-2013. Sementara inflasi melonjak hingga 8,79% pada Agustus 2013. Pemerintah diminta terus berupaya keras dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan inflasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebijakan kenaikan BI rate sehingga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menjelaskan, kebijakan BI rate sebenarnya dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi dan neraca pembayaran seperti defisit transaksi berjalan. Kenaikan BI rate yang mencapai 150 basis points (bps), lantaran dua persoalan utama perekonomian Indonesia. Namun, dengan melihat kecenderungan penurunan impor pada Agustus dan deflasi pada September 2013, maka BI rate diputuskan untuk dipertahankan pada level 7,25%.
Menekan defisit demi menghindari kenaikan BI rate
JAKARTA. Sesuai dengan data Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan melebar hingga 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara US$ 9,8 miliar pada kuartal II-2013. Sementara inflasi melonjak hingga 8,79% pada Agustus 2013. Pemerintah diminta terus berupaya keras dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan inflasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebijakan kenaikan BI rate sehingga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menjelaskan, kebijakan BI rate sebenarnya dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi dan neraca pembayaran seperti defisit transaksi berjalan. Kenaikan BI rate yang mencapai 150 basis points (bps), lantaran dua persoalan utama perekonomian Indonesia. Namun, dengan melihat kecenderungan penurunan impor pada Agustus dan deflasi pada September 2013, maka BI rate diputuskan untuk dipertahankan pada level 7,25%.