KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan mengalami pergeseran modal inti yang menyebabkan levelnya naik kasta dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI). Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebanyak dua bank mengalami pergeseran dari KBMI 1 naik level menjadi KBMI 2 pada periode tiga bulan pertama tahun ini, atau Kuartal I-2024. Sebagai informasi, bank KBMI 1 memiliki modal inti minimum sampai Rp 6 triliun, sementara bank yang masuk jajaran KBMI 2 memiliki modal inti di atas Rp 6 triliun sampai Rp 14 triliun. Adapun KBMI 3 memiliki modal inti di atas Rp 14 triliun sampai Rp 70 triliun, dan KBMI 4 dengan modal inti lebih dari Rp 70 triliun.
Baca Juga: Beralih dari Bank Muamalat, BTN Dikabarkan Sedang Due Diligence Bank Victoria Syariah Setelah ditelisik, ada PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) yang baru naik level menjadi KBMI 2 dengan modal inti saat ini sebesar Rp 6,58 triliun per Maret 2024. Direktur Utama Bank Maspion Kasemsri Charoensiddhi mengatakan, secara teknis kenaikan modal inti tersebut terjadi setelah aksi rihg issue yang dilaksanakan pada Kuartal IV tahun 2023 lalu. Dari penerbitan saham sebanyak 9,48 miliar saham tersebut, Bank Maspion memperoleh dana segar sekitar Rp 3,57 triliun. Alhasil modal inti Bank Maspion naik dari Rp 3,01 triliun per September 2023 menjadi Rp 6,58 triliun per Desember 2023. "Aksi korporasi atau
rights issue yang dilakukan pada Kuartal IV-2023 lalu telah membuat modal inti Bank Maspion menjadi lebih dari Rp 6 triliun dan masuk dalam kategori KBMI 2. Melalui penambahan modal tersebut, Bank Maspion berkomitmen sebagai mitra keuangan dan bisnis yang dapat diandalkan," ungkap Kasemsri kepada Kontan. Lebih lanjut Kasemsri menyebut tahun ini pihaknya akan tetap fokus menjalankan bisnis bank dengan melanjutkan pertumbuhan kinerja laba yang signifikan pada Kuartal I-2024. Asal tahu saja, Bank Maspion pada Kuartal I-2024 mencatatkan peningkatan kinerja secara tahunan, dimana laba meningkat 68% yoy menjadi Rp 47,3 miliar. Hal ini utamanya didukung oleh pertumbuhan kredit yang signifikan tumbuh sebesar 53% yoy menjadi Rp 4,9 triliun pada periode tiga bulan pertama tahun 2024. "Hal ini sejalan dengan rencana bisnis bank sepanjang tahun 2024 dimana bank akan berfokus pada pertumbuhan kinerja keuangan melalui pertumbuhan kredit terutama pada lini komersial dan korporasi yang menjadi basis kredit bank," ungkapnya. Di samping itu, untuk mendukung rencna dan target bisnisnya, Bank Maspion akan berkolaborasi dengan Kasikorn bank selaku pemegang saham, dengan memanfaatkan jaringan dan keahlian AEC+3 KBank untuk memfasilitasi hubungan bisnis di Indonesia dan seluruh kawasan Asean. Selain Bank Maspion, ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC yang jika tidak ada aral melintang akan melakukan
rights issue dengan menerbitkan sebanyak 5 miliar saham, dan dijadwalkan pada Juni sampai Juli mendatang.
Baca Juga: BI Catat Aliran Modal Asing Masuk Capai Rp 8,91 Triliun di Pekan Kedua Juni 2024 Direktur Bisnis BNC Aditya Windarwo mengatakan, penambahan modal tersebut setidaknya diperkirakan akan memperoleh dana segar sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 800 miliar. Bahkan Aditya menyebut perolehan dana
rights issue tersebut berpotensi mencapai Rp 1 triliun jika pergerakan Harga saham BBYB naik. Namun jika melihat perkiraan perolehan modal dari rencana
rights issue tersebut, BNC memang belum akan naik level dari posisinya yang saat ini berada di KBMI 1 dengan jumlah modal inti sebesar Rp 3,41 triliun per Maret 2024. "Nantinya dari perolehan dana
rights issue tersebut, akan dialokasikan untuk modal ekspansi kredit sebanyak 40%, untuk kegiatan operasional sebesar 45%, dan pengembangan teknologi informasi," kata Aditya. Lebih lanjut Aditya menyebut, pihaknya akan mulai fokus menyasar segmen kredit komersial dan korporasi.
Sementara itu jika melihat laporan keuangan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (bjb), total modal inti perseroan secara konsolidasi telah mencapai Rp 15,41 triliun, yang artinya sudah masuk level KBMI 3. Namun jika melihat secara bank only, modal inti bjb memang baru Rp 13,83 triliun. Saat dikonfirmasi, manajemen bjb belum merespons terkait dengan posisi modal inti mereka. Meskipun memang saat ini bjb tengah fokus memperkuat konglomerasinya dengan ber-KUB (Kelompok Usaha Bank). Meskipun pada tahun 2023 lalu bjb hendak melaksanakan
rights issue, namun harus batal karena permodalan yang dinilai masih cukup kuat dalam mendorong pertumbuhan bisnis bank. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi