Menelusuri kampung tertua Bumi Pajajaran (2)



KONTAN.CO.ID - Wisata sejarah di Indonesia memang kebanyakan kurang diminati oleh masyarakat. Tengok saja, tempat wisata sejarah seperti museum yang cenderung sepi pengunjung. Kalah dengan pusat perbelanjaan atau mal  yang selalu ramai tiap akhir pekan. Ketertarikan masyarakat akan sejarah dan budaya memang masih minim.

Maka dari itu, Kampung Budaya Sindang Barang di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor tak hanya menghadirkan fakta sejarah sebagai bentuk promosi. Staf Bagian Umum Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang Rohman Hidayat mengatakan, pihaknya juga menghadirkan serangkaian kegiatan menyenangkan bagi para pengunjung.

"Ada macam-macam permainan tradisional yang kami sediakan buat pengunjung. Lalu ada juga napak tilas situs-situs sejarah yang ada di sekitar sini. Sengaja kami buat banyak kegiatan agar pengunjung nggak hanya belajar soal sejarah. Kalau hanya menjual sejarah, pasti sepi kayak museum," kata Rohman.


Beberapa kegiatan menarik yang ada di Kampung Budaya Sindang Barang antara lain belajar angklung, praktik membuat sandal, napak tilas situs purbakala, belajar membatik, menanam padi, memandikan kerbau, membuat wayang dari tangkai padi, main sumpit, main egrang dan sebagainya. Para pengunjung dikenakan biaya tambahan untuk aneka kegiatan dan permainan tersebut. Biaya tambahannya mulai Rp 100.000 per orang untuk mengikuti semua kegiatan.

Rohman menjelaskan, ada pula paket lain yang disediakan, seperti paket outbond dan paket pre-wedding. Paket outbond dibanderol mulai Rp 200.000 per orang dan paket pre-wedding dikenakan biaya Rp 750.000. Paket outbond biasanya digunakan oleh rombongan sekolah atau perusahaan.

"Lokasi kami sering menjadi tempat untuk outing perusahaan atau study tour sekolah. Jadi, kami sediakan paket outbond. Untuk reservasinya harus jauh-jauh hari, minimal sebulan sebelumnya biar jadwalnya nggak tabrakan," ujar Rohman.

Ia lanjut menjelaskan, jika Kampung Budaya Sindang Barang juga memiliki kegiatan rutin, antara lain, pelatihan menari jaipong, musik angklung hingga silat Cimande. "Setiap Sabtu-Minggu atau sesuai jadwal kunjungan wisatawan, anak-anak tampil untuk menghibur para pengunjung," kata Rohman. Hingga saat ini, ia menyebutkan jumlah peserta didiknya mencapai 100 anak.

Di kampung sejarah ini setidaknya ada 20 rumah adat sunda Sindang Barang yang telah direkontruksi dan direvatalisasi. Rumah-rumah ini memiliki fungsi seperti tempat tinggal warga, lumbung padi, balai berkumpul hingga penginapan.

Penanggung Jawab Keamanan Adat dan Sejarah Kampung Budaya Sindang Barang, Ukat Sukatma menuturkan, para pengunjung bisa bermalam di kampung tersebut. Biaya untuk bermalam dihitung per kamar, satu kamar berisi 4 - 5 orang, biayanya sekitar Rp 900.000 per malam. Sedangkan untuk rombongan biasanya menyewa satu rumah, tiap orang dikenakan biaya Rp 300.000 per malam.

"Bisa menginap di sini. Biasanya banyak juga yang menginap di sini, mulai dari keluarga sampai rombongan sekolah, kampus, dan perusahaan. Di sini memang sengaja ada beberapa rumah yang dipakai untuk penginapan," tandasnya.             

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.