KONTAN.CO.ID - Ratusan lembar kain batik beragam motif masih diproduksi di Kampung Batik Laweyan, Solo setiap hari. Seluruh pengusaha melakukan seluruh tahapan sendiri, mulai dari desain, pewarnaan, hingga penjualan. Rata-rata, mereka masih menggunakan pewarna sintetis untuk pewarnaan batik. Sebagian besar perajin masih menggunakan pewarna sintesis untuk mengelir kain batik. Sadar akan bahaya dari limbah pewarnaan tersebut, mereka menyediakan penampungan limbah pewarnaan yang dihubungkan melalui pipa-pipa khusus dari tiap industri. Namun, menurut Alpa Febila Priatmono, pemilik Mahkota Batik, belum semua industri tersambung dengan pipa tersebut lantaran posisi pabrik lebih rendah dari tempat penampungan. Gabungan teknologi sederhana dengan bakteri digunakan untuk menguraikan limbah. Alhasil, kadar pencemaraan air berkurang hingga 75%.
Menelusuri Laweyan, kampung batik zaman kuno (3)
KONTAN.CO.ID - Ratusan lembar kain batik beragam motif masih diproduksi di Kampung Batik Laweyan, Solo setiap hari. Seluruh pengusaha melakukan seluruh tahapan sendiri, mulai dari desain, pewarnaan, hingga penjualan. Rata-rata, mereka masih menggunakan pewarna sintetis untuk pewarnaan batik. Sebagian besar perajin masih menggunakan pewarna sintesis untuk mengelir kain batik. Sadar akan bahaya dari limbah pewarnaan tersebut, mereka menyediakan penampungan limbah pewarnaan yang dihubungkan melalui pipa-pipa khusus dari tiap industri. Namun, menurut Alpa Febila Priatmono, pemilik Mahkota Batik, belum semua industri tersambung dengan pipa tersebut lantaran posisi pabrik lebih rendah dari tempat penampungan. Gabungan teknologi sederhana dengan bakteri digunakan untuk menguraikan limbah. Alhasil, kadar pencemaraan air berkurang hingga 75%.