JAKARTA. Optimisme terhadap perbaikan ekonomi memicu manajer investasi untuk mulai memarkirkan dana pada saham-saham yang berprospek cerah sejak akhir tahun lalu. Begitu pula strategi yang diterapkan oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dalam mengelola produk reksadana saham Manulife Institutional Equity Fund. Putut Endro Andanawarih, Director of Business Manulife Aset Manajemen Indonesia berujar, sejak akhir tahun 2015,
fund manager perusahaan telah melihat sinyal perbaikan pasar saham dan makro ekonomi dalam negeri.
Pemerintah memang mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada tahun 2016. Angka tersebut lebih baik dari pencapaian tahun 2015 yang tercatat 4,79%. "Makanya
fund manager perusahaan sudah meracik portofolio dari kuartal IV 2015 dengan pilihan saham yang berpotensi tumbuh di tahun 2016," jelasnya. Menilik
fund fact sheet per Februari 2016, perusahaan menempatkan dana Manulife Institutional Equity Fund pada sektor keuangan 36,36%,
consumer staples 22,87%,
consumer discretionary 13%, dan sektor saham lainnya 27,77%. Pada triwulan ketiga tahun 2015, pasar saham Indonesia memang sempat tergerus akibat faktor eksternal. Mulai dari ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), aksi devaluasi mata uang Yuan oleh China, hingga merosotnya harga komoditas. Bahkan, kinerja rupiah sempat menuju level Rp 14.700 per dollar AS. Strategi tersebut terbilang berhasil. Mengacu data Infovesta, secara
year to date per Februari 2016, Manulife Institutional Equity Fund mencetak return 5,07%. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menanjak 3,87% serta rata-rata return reksadana saham, tercermin pada Infovesta Equity Fund Index yang tumbuh 2,75% periode sama. Dengan strategi yang kini diterapkan, Putut berharap, performa Manulife Institutional Equity Fund hingga akhir tahun 2016 bakal lebih unggul ketimbang IHSG. Sebab, racikan portofolio produk reksadana saham tersebut disinyalir telah sejalan dengan katalis positif yang beredar. Semisal, sejak awal tahun 2016, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang dipangkas tiga kali dengan total nilai 75 bps ke level 6,75%. "Daya beli masyarakat juga mulai meningkat. Tercermin pada penggunaan listrik yang naik," imbuhnya. Mengutip
fund fact sheet per Februari 2016, sebanyak 96,66% dana kelolaan Manulife Institutional Equity Fund diparkir pada efek saham. Sisanya 3,34% berupa instrumen pasar uang. Perusahaan memang leluasa menempatkan dana Manulife Institutional Equity Fund sebanyak 80%-100% pada efek saham serta 0%-20% pada instrumen pasar uang. "Perubahan porsi saham dan kas sangat situasional. Kalau ada risiko yang muncul di pasar, porsi kas bisa diperbesar," paparnya. Per 5 April 2016, reksadana saham ini telah diperdagangkan dalam nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.150,56. Adapun per Februari 2016, Manulife Institutional Equity Fund telah menghimpun dana kelolaan sebesar Rp 652,06 milliar. Produk tersebut ditawarkan pertama kali pada tanggal 25 Juli 2011.
Nah, investor yang ingin mengoleksi reksadana ini dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 5 miliar. Selain itu, tidak ada nilai minimal untuk pembelian selanjutnya. Perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 2% dan biaya penjualan kembali maksimal 2%. Ada pula biaya pengelolaan maksimum 1,5% per tahun serta biaya kustodian maksimum 0,25% per tahun. Produk ini menggunakan bank kustodian Deutsche Bank AG. Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memproyeksikan, sepanjang tahun 2016, Infovesta Equity Fund Index bakal mencapai 11,34%-14,88%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie