Menerbitkan peluang renyah dari Sunrise Crepes



Tawaran kemitraan crepes terus bermunculan. Tawaran terbaru datang dari Dhaviz Putra yang mengusung brand Sunrise Crepes di Yogyakarta. Merintis usaha tiga bulan lalu, ia langsung menawarkan kemitraan usaha.

"Saya sudah tidak asing lagi dengan sistem kemitraan karena saya sudah membuka peluang yang sama untuk usaha saya yang lainnya," kata pria yang akrab disapa Putra ini kepada KONTAN.

Kendati baru saja menawarkan kemitraan, ia mengaku sudah memiliki lima mitra usaha yang seluruhnya berada di Semarang. Sementara untuk gerai sendiri sudah ada tiga di Yogyakarta, Semarang, dan Magelang.


Dalam kerjasama kemitraan ini, ia menawarkan paket investasi yang cukup bersahabat, yaitu Rp 3,5 juta. Dengan biaya investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan usaha.

Antara lain branding, booth ukuran 100 sentimeter (cm) x 75 cm, pelatihan pegawai, bahan baku, dan perlengkapan tambahan lainnya.Namun, soal lokasi usaha dan pegawai, mitra usaha wajib menyediakan sendiri. Mitra juga wajib membeli bahan baku dari Dhaviz.

Cara itu dilakukan demi menjaga mutu dan standar kualitas rasa. "Bahan baku utama dari saya berupa adonan tepung hasil racikan sendiri," kata Dhaviz. Menurutnya, ada resep dan campuran khusus untuk membuat adonan tepung, sehingga crepes bikinannya lebih renyah dibanding dengan kompetitor.

Ia juga mengklaim, bahan baku yang digunakannya terdiri dari bahan alami dan bebas zat pengawet. "Yang pasti resep rahasia adonan tepung saya membuat crepes lebih renyah dan sehat," ujarnya.

Adapun bahan baku untuk membuat topping, atau taburan di atas, bisa dibeli bebas di pasaran. Terkait dengan taburan ini, mitra juga bebas berimprovisasi. "Untuk taburan, bisa dibeli di luar, cukup banyak. Silakan belanja sendiri," katanya.  

Sunrise Crepes mempunyai enam varian taburan. Antara lain keju, kacang, sukade, cappuccino, nanas, dan lainnya. Menurut Putra, konsumen dapat memesan crepes di gerainya dengan dua atau tiga jenis taburan sekaligus.

Dhaviz mengklaim, jajanan yang diadaptasi dari kue tradisional Belanda ini cukup banyak digemari konsumen. Dengan harga jual mulai Rp 5.000–Rp 8.000 per porsi, mitra bisa mengantongi omzet Rp 2,5 juta per bulan.

Setelah dikurangi biaya produksi, gaji karyawan dan sewa tempat, porsi laba bersihnya masih sekitar 50% dari omzet. Sehingga dalam waktu dua sampai tiga bulan mitra sudah bisa mendapatkan modalnya kembali.

Menurut Putra, Sunrise Crepes membidik kalangan konsumen menengah ke bawah. Makanya, lokasi usaha juga harus menyesuaikan. Dan, jangan lupa pilih lokasi yang strategis karena itu menentukan penjualan. Bagaimana, apakah Anda tertarik? Silakan cermati lagi tawaran ini.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri