KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada sebuah teori yang berlaku di pasar saham, yakni sell in may and go away. Teori ini menjelaskan bahwa investor cenderung melakukan aksi jual di bulan Mei. Hal ini bertujuan menghindari penurunan kinerja pasar modal pada bulan Mei hingga Oktober. Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan, istilah sell in may berawal dari kecenderungan para pengelola dana di ‘Barat’ yang melepas posisi investasi jangka pendek untuk liburan musim panas. Lantas, apakah teori sell in may juga akan berlaku bagi pasar modal Tanah Air untuk tahun ini? Aria menilai, dalam kondisi saat ini, sudah tidak ada sentimen tekanan jual yang besar dalam jangka pendek.
Menerka peluang terjadinya sell in may di pasar saham pada bulan depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada sebuah teori yang berlaku di pasar saham, yakni sell in may and go away. Teori ini menjelaskan bahwa investor cenderung melakukan aksi jual di bulan Mei. Hal ini bertujuan menghindari penurunan kinerja pasar modal pada bulan Mei hingga Oktober. Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan, istilah sell in may berawal dari kecenderungan para pengelola dana di ‘Barat’ yang melepas posisi investasi jangka pendek untuk liburan musim panas. Lantas, apakah teori sell in may juga akan berlaku bagi pasar modal Tanah Air untuk tahun ini? Aria menilai, dalam kondisi saat ini, sudah tidak ada sentimen tekanan jual yang besar dalam jangka pendek.