Meneropong potensi bisnis Tanjung Lesung di Banten



JAKARTA. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 dan 29 tahun 2012 menetapkan wilayah Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan menetapkan badan usaha yang akan membangun wilayah tersebut sebagai KEK Zona Pariwisata.

Tentu, peraturan ini membawa angin segar bagi PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA). Sebab, melalui anak usahanya, PT Banten West Java Tourism Development (BWJTD) dan Dimples Leisure Industry (DLI), KIJA memiliki proyek di kawasan Tanjung Lesung tersebut.

KIJA menguasai kawasan pariwisata Tanjung Lesung Resort seluas 1.500 hektare (ha). Perusahaan ini mengakuisisi kedua pengembang itu pada Oktober 2011. Kedua anak usaha KIJA tersebut telah memiliki sejumlah fasilitas, antara lain hotel, lapangan golf, dan fasilitas olahraga air.


Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan KIJA, mengatakan, proyek Tanjung Lesung ini merupakan proyek investasi jangka panjang. Perusahaannya perlu waktu untuk membangun kawasan itu menjadi kawasan pariwisata terintegrasi.

Untuk mengembangkan kawasan ini, KIJA berniat menggandeng investor. "Kami masih mencari investor untuk diajak kerjasama," ujarnya, Senin (12/3). Tahun ini, KIJA menargetkan sudah bisa mengeruk penghasilan dari kedua anak usaha yang baru diakuisisi itu.

Pendapatan naik 100%

Supriyadi, Analis OSO Securities, mengatakan, adanya rencana pemerintah membangun infrastruktur di daerah tersebut akan meningkatkan kegiatan ekonomi setempat. Tentu, ini potensi bagi KIJA untuk mengeruk untung.

Menurut hitungan Supriyadi, tahun ini penjualan KIJA bisa mencapai Rp 2,02 triliun. Adapun, proyek Tanjung Lesung ini diprediksi bisa memberi kontribusi pendapatan sebesar Rp 300 miliar pada tahun ini.

Sementara, manajemen KIJA lebih optimistis mengenai kinerjanya. Tahun ini, KIJA memprediksi pendapatan bisa meningkat 109% menjadi Rp 2,3 triliun, dari estimasi pendapatan 2011, yang sebesar Rp 1,1 triliun.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, mengatakan, selain prospek dari proyek di Tanjung Lesung, pertumbuhan kinerja KIJA ditopang oleh bisnis KIJA lainnya, seperti penjualan listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tahun ini, pembangkit listrik KIJA yang berkapasitas 13 Megawatt (MW) di Cikarang mulai berkontribusi. Penjualan dari pembangkit itu US$ 85 juta. Pendapatan KIJA juga berasal dari dry port dan penjualan lahan kawasan industri di Cikarang. Saat ini, KIJA masih memiliki cadangan lahan 1.000 ha di Cikarang.

Dengan prospek kinerjanya yang cukup menjanjikan tersebut, Supriyadi, Reza, dan Oktavianus Oky Prakarsa dari Mandiri Sekuritas kompak merekomendasikan beli saham KIJA.

Supriyadi memberi target harga sebesar Rp 400 per saham. Sedang, Reza memberi target harga KIJA Rp 230 per saham. Sementara, Oktavianus memberi target harga KIJA di Rp 220 per saham. Pada perdagangan Senin (12/3), KIJA tak bergerak di level Rp 191 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri