KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal perkawinan PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN) dan PT XL Axiata Tbk (
EXCL) mulai samar-samar terbuka. Konsolidasi ini dinilai akan menjadi angin segar bagi keduanya. Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyampaikan kesepakatan aksi korporasi bukan wewenang manajemen, semuanya diserahkan kepada pemegang saham pengendali FREN. Dia bilang kesepakatan aksi korporasi ini merupakan kesepakatan antara Grup Sinarmas dan Grup Axiata. Namun Merza berharap merger ini bisa berjalan dengan baik.
"Tentu kami mengharapkan ada solusi yang lebih baik dengan merger, menjadi solusi yang baik bagi kinerja kami," jelas Merza saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (9/11).
Baca Juga: Perbaiki Struktur Permodalan, Smartfren (FREN) Gelar Rights Issue 234 Miliar Saham Belakangan ini juga tengah berdebar soal evaluasi penjualan saham FREN di bawah Rp 50. Merza mengetahui kabar burung tersebut, tetapi dia masih belum bisa memberikan kepastian. "Saya juga sudah baca kabarnya, tapi belum dapat konfirmasi apa-apa," ucap dia. Sebelumnya, meski tidak secara gamblang XL Axiata telah menyatakan siap untuk melakukan penjajakan. Aksi korporasi ini belum mencapai kesepakatan. "Jadi sampai saat ini, manajemen XL Axiata tidak banyak terlibat. Hanya kalau dari EXCL support untuk terjadi konsolidasi," kata Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata. Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan aset EXCL akan menjadi lebih kuat dengan potensi merger dengan FREN. "Perusahaan ekosistem ICT Fren dan Sinarmas akan memasok fiber ke wilayah di luar Jawa dan berpotensi untuk menjadi homepass," jelas Niko dalam riset 26 September 2023. FREN punya waktu 3 hingga 9 bulan untuk melakukan perbaikan kinerja agar dapat bernegosiasi untuk valuasi yang lebih tinggi.
Menurut Niko cara tercepat FREN untuk melakukan
deleverage adalah dengan memberikan lebih banyak modal saham kepada pemegang saham utama sebagai salah satu opsi potensial. Untuk XL Axiata, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan EXCL bisa tumbuh di kisaran 10% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari target EXCL yang hanya
high single digit di 9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari