Meneropong Prospek Garuda Indonesia (GIAA) di Fase Penyehatan Kinerja



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya penyehatan PT Garuda Indonesia (Perseroan) Tbk (GIAA) masih terus bergulir. Namun segenap ikhtiar itu belum mampu membuat saham GIAA terbang. 

Hingga akhir perdagangan Rabu (1/2), GIAA parkir di level Rp 99 per saham atau naik 1 poin dari hari sebelumnya. Namun sepanjang tahun berjalan ini, GIAA sudah anjlok 51,47%.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mencermati perbaikan kinerja Garuda Indonesia didorong oleh pendapatan lain-lain atas restrukturisasi.


"Tapi dari sisi laba operasional masih rugi. Jadi fundamental perusahaan saat ini masih kurang solid karena sebenarnya masih mencatat rugi usaha," jelas Arjun kepada Kontan belum lama ini.

Baca Juga: Kementerian BUMN: Garuda Indonesia (GIAA) Mau Private Placement Hingga US$ 400 Juta

Menilik kinerja perseroan, per 30 September 2022, GIAA mencatatkan pendapatan usaha US$ 1,5 miliar atau naik 60,34% secara tahunan. Dari sisi bottom line, Garuda Indonesia berhasil mencetak laba sejumlah US$ 3,96 miliar.

Kalau dicermati kenaikan laba periode berjalan GIAA ini ditopang oleh pendapatan usaha lainnya yang mencapai US$ 4,27 miliar. Sedangkan beban usaha perseroan mencapai US$ 1,85 miliar.

Dia bilang dengan penyusutan beban perusahaan akan menjadi katalis positif bagi GIAA di masa mendatang. Apalagi dengan penghapusan PPKM diharapkan permintaan penerbangan akan naik.

"Jadi saham GIAA ini akan lebih prospektif di masa depan, investor perlu mencermati kebijakan strategis yang dilakukan manajemen Garuda," tandasnya.

Baca Juga: Belajar dari Kesalahan, Begini Upaya Erick Thohir Hidupkan Garuda Indonesia (GIAA)

Dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menilai di 2023 ini masih akan menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan untuk mencerminkan strategi bisnisnya di atas kerja. 

"Kami memperkirakan GIAA tidak akan menguntungkan secara operasional pada 2023, tapi suntikan modal memberikan landasan yang kokoh bagi perusahaan," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi