Meneropong prospek saham pariwisata dan perhotelan jelang dua even besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten pariwisata dan perhotelan pada kuartal II tahun ini diprediksi akan dipengaruhi oleh kehadiran even-even besar seperti Asian Games dan pertemuan IMF-World Bank di Bali.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, jika ditinjau dari statistik jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dari Januari hingga Maret tahun ini, memang terjadi peningkatan. Namun, angka ini menurun pada April.

Menurutnya, penurunan tersebut mungkin lebih dipengaruhi oleh faktor iklim di luar negeri dan kondisi lingkungan di dalam negeri.


"Misalnya di luar negeri saat itu belum berlangsung musim panas atau situasi dalam negeri terutama di Bali masih dipengaruhi oleh erupsi Gunung Agung," katanya, Jumat (6/7).

Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang bertandang ke Indonesia pada periode Januari-Maret 2018 naik hampir 15% dibandingkan setahun lalu.

Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman Januari-Maret mencapai 3,67 juta atau naik 14,87% dibanding Januari-Maret 2017 sebanyak 3,19 juta.

Sementara itu, jumlah kunjungan turis asing pada April 2018 mengalami penurunan sebesar 4,59% jika dibandingkan dengan dengan bulan Maret.

Namun, Nafan mengungkapkan bahwa biasanya jumlah kedatangan wisman meningkat pada akhir tahun dan jelang tahun baru. Namun, ia juga bilang kalau even-even besar seperti Asian Games dan pertemuan IMF-World Bank tahun ini juga bisa meningkatkan animo para turis untuk datang ke Indonesia.

"Even-even yang jarang seperti Asian Games dan IMF-World Bank ini pasti akan memberikan katalis positif bagi peningkatan kinerja emiten di sektor perhotelan," ungkapnya.

Mengenai saham perhotelan yang menarik, ia merekomendasikan dua saham yaitu saham PT Hotel Mandarine Regency (HOME) dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL).

Menurut Nafan, HOME cukup menarik untuk dicermarti baik dari sisi teknikal maupun fundamental. "Kalau secara fundamental, tingkat utang HOME cukup rendah yaitu cuma 39%. Selain itu, kinerja HOME pada kuartal I 2018 dibandingkan dengan kuartal I 2017 mengalami peningkatan profit," jelasnya.

Sedangkan untuk saham HOTL, jelasnya, secara teknikal cenderung stabil. Namun secara fundamental masih merugi karena kinerjanya menurun pada kuartal I 2018 jika dibandingkan dengan kuartal I 2017. Selain itu, tingkat utangnya juga masih tinggi yaitu sebesar 167%.

Ia memprediksi, dengan adanya even Asian Games maupun pertemuan IMF mampu menaikan kinerja HOME maupun HOTL baik dari sisi fundamental maupun teknikal.

Mengenai target harga, ia menargetkan harga saham HOME dan HOTL untuk jangka panjang masing-masing sebesar Rp 250 dan Rp 146. Nafan berharap target tersebut dapat tercapai hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie