Mengacu Tri Hita Karana dan Tri Mandala, Inilah Green Tourism Ala ITDC The Nusa Dua



KONTAN.CO.ID -NUSA DUA. Konsep wisata hijau kini terus dikembangkan. Beberapa daerah mulai menawarkan konsep tersebut untuk menarik wisatawan mancanegara maupun domestik. Tidak terkecuali kawasan The Nusa Dua yang dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC. Anak usaha Holding Pariwisata tersebut terus memperkuat status sebagai lokasi green tourism.

Memiliki luas lahan 350 hektare, sebagian kawasan The Nusa Dua memang tampak asri. Tak terlalu banyak bangunan berdiri, sementara pepohonan rindang menyelimuti kawasan tersebut. Infrastruktur jalan tertata rapih dengan dipagari pepeohonan tinggi nan teduh.

The Nusa Dua memiliki kelengkapan 21 hotel, akomodasi total mencapai 5.485 kamar hotel serta fasilitas MICE yang mampu menampung lebih dari 20.000 delegasi.


Selain kelengkapan akomodasi dan fasilitas MICE, kawasan juga dilengkapi dengan pusat perbelanjaan Bali Collection, Bali Nusa Dua Theatre (Devdan Show), Museum Pasifika, rumah sakit internasional dan lapangan golf 18 holes.

Sementara untuk kegiatan MICE yang memerlukan fasilitas outdoor space, di kawasan The Nusa Dua juga tersedia lahan seluas 5Ha yaitu Pulau Peninsula dengan lokasi langsung menghadap Samudera Hindia. Pulau Peninsula memiliki fasilitas open stage, helipad standard Chinook serta wisata alam Water Blow Peninsula Nusa Dua.

Saat ini juga tengah dibangun stage pementasan seni budaya di Pulau Peninsula yang ditargetkan rampung pada Agustus 2022 serta fasilitas Yoga di Pulau Nusa Dharma.

Abdulbar M. Mansoer Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC mengungkapkan, The Nusa Dua merupakan destinasi pariwisata yang menerapkan prinsip-prinsip pariwisata Green Tourism.

Kata dia, perusahaan berupaya untuk mengembangkan aktivitas pariwisata yang lebih ramah secara sosial dan lingkungan mengacu pada konsep Tri Hita Karana dan Tri Mandala.

Menurutnya, kepedulian terhadap lingkungan sudah dari awal direncanakan di kawasan The Nusa Dua dengan sistem pengolahan air limbah hotel yang diproses untuk pengairan dan irigasi dimana pusat pengolahan ini disebut “Lagoon”.

Selain itu, sudah dilakukan pengelolaan sampah di kawasan yang menyeluruh. Produksi sampah yang tiap harinya mencapai kurang lebih 18 m3 sebagian diolah untuk menjadi pupuk organik yang digunakan untuk kebutuhan sendiri.

"Kami juga memiliki unit Komposting yang telah menggunakan teknologi effective microorganism, sehingga proses pembusukan dalam pembuatan pupuk dapat dipercepat," ungkap dia, Kamis 7/7).

Ia menjelaskan, The Nusa Dua juga saat ini telah mulai memanfaatkan moda transportasi yang ramah lingkungan yaitu Electric Vehicle (EV) Smart Mobility Project atau mobil elektrik.

Kata dia, kendaraan listrik yang tersedia sejumlah 20 unit Toyota COMS berkapasitas satu penumpang, 5 unit Toyota C+pod dengan kapasitas dua penumpang, dan 5 unit Toyota Prius yang berkapasitas empat penumpang.

Ia menjelaskan, atas konsep wawasan lingkungan ini, pada 2004 The Nusa Dua menjadi kawasan pertama di Asia Pasifik yang meraih Green Globe 21 Asia Pacific untuk kategori “Community Resort” yang dikelurkan oleh Green Globe Foundation, sebuah lembaga dunia yang didukung PBB.

Selain itu, pada 2019 The Nusa Dua menjadi destinasi pariwisata pertama di Indonesia yang meraih Sertifikat Peringkat Emas Nasional Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia atau Gold Indonesia Sustainable Tourism Certification (Gold ISTC) dari Kementerian Pariwisata.

Pada tahun 2018, ITDC melalui The Nusa Dua juga meraih penghargaan Indonesia Best Urban Sustainable Tourism Award pada ajang 37th ASEAN Tourism Forum (ATF 2018), setelah meraih penghargaan tertinggi Green Platinum (juara umum) pada ajang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) ke-1 2017 yang digelar Kementerian Pariwisata, The Nusa Dua juga mendapat penghargaan Super Platinum dan CSR Tri Hita Karana Award karena program serta kepeduliannya menjaga keharmonisan lingkungan selama empat tahun berturut-turut.

Sistem Pengelolaan Air Limbah (Waste Water Treatment System) di The Nusa Dua juga telah terverifikasi sesuai dengan standar internasional untuk ISO14001:2015 dan ISO 9001-2015 dengan diterimanya sertifikat ISO 14000:2015 Sistem Manajemen Lingkungan dengan Nomor SISINDOE11201917 dan Sertifikat ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu dengan Nomor SISINDOQ11202074355 yang diberikan oleh SIS Certifications Pvt.Ltd.

Dia menjelaskan, ITDC berkomitmen untuk menerapkan prinsip ramah lingkungan/green tourism guna memberikan nilai lebih di kawasan pariwisata yang kami kelola. "Saat ini kami konsisten untuk menerapkan konsep wisata hijau ini," terang dia.

Dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah terkait pelonggaran PPKM dan kebijakan bebas karantina serta Visa on Arrival (VOA) untuk PPLN yang masuk ke Indonesia melalui Bali, kunjungan serta aktivitas MICE di kawasan The Nusa Dua menunjukkan tren positif, walaupun kondisi belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.

Pada Triwulan I 2022, tingkat hunian rata-rata The Nusa Dua tumbuh 182% dibandingkan tahun 2021, dengan jumlah kunjungan wisatawan tumbuh 124% dari tahun 2021. Sementara, untuk 2 bulan terakhir, tingkat hunian tercatat mencapai 51,38% pada bulan Mei dan 60,10% rata-rata harian pada bulan Juni.

Peningkatan ini didorong dengan terselenggaranya beberapa event-event besar di The Nusa Dua diantaranya GPDRR, BBTF, dan Vespa World Days 2022. Pada libur Lebaran (periode 1-8 Mei 2022) tingkat hunian rata2 harian mencapai 69% dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 16.000 orang yang didominasi oleh wisatawan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini