Mengadang peluang bisnis suku cadang



JAKARTA. Pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun mobil di Indonesia terus tumbuh pesat. Tak mengherankan kalau permintaan suku cadang  juga terus tumbuh. Kondisi ini membuka peluang bisnis untuk menjadi distributor sparepart kendaraan bermotor. Salah satunya tawaran dari PT Mascot International di Tangerang.PT Mascot International  berdiri sejak tahun 2007 dan merupakan grosir sparepart. Setelah sukses, tahun 2010, Mascot mulai membuka kemitraan  distributor, dengan nama Sparepart Factory. "Total sudah ada sembilan cabang Sparepart Factory," ujar Santi, Sales Marketing Sparepart Factory. Lima di antaranya berlokasi di Pulau Jawa. Mascot hanya membuka satu distributor di setiap provinsi.Santi mengklaim, kelebihan Sparepart Factory yakni, penyediaan produk suku cadang berkualitas, bergaransi, dengan harga bersaing. Sebut saja brake booster, kabel busi, sakelar dan sebagainya. Onderdil kelas premium pun tersedia, seperti merek Birkens, Heiker, Ikybi, dan Stecker.Dana garansiBerminat menjajal bisnis suku cadang ini? Anda harus merogoh kocek Rp 375 juta. Dengan investasi itu, mitra akan memperoleh produk senilai Rp 300 juta, perlengkapan kantor, komputer, renovasi tempat, dan transportasi. Mitra juga wajib menyediakan dana Rp 300 juta sebagai bank garansi. Dana tersebut, akan didepositokan ke bank dengan bunga deposito yang diberikan kepada mitra. Dengan demikian, mitra tidak kehilangan dana, dan bunga uang tetap bisa diterima mitra. Jaminan ini fungsinya sebagai garansi ketika terjadi order berikutnya.PT Mascot nampaknya sangat berhati-hati memilih mitra. Buktinya, ia mensyaratkan calon mitra berusia 25-40 tahun.  Selain itu, mitra harus punya tempat usaha sendiri, bukan sewa," tegas Santi. Untuk tempat minimal berukuran 60 meter persegi. Santi menghitung, mitra bisa meraup omzet Rp 250 juta sebulan. Jika target laba bersih 7% bisa tercapai, setidaknya mitra bisa balik modal dalam dua tahun.Pengamat waralaba dari Entrepreneur College Khoerussalim Ikhsan menilai, sejumlah syarat yang diberikan pusat terlalu memberatkan calon mitra. Misalnya, lokasi yang harus dimiliki sendiri, serta garansi Rp 300 juta. "Kenapa harus menggunakan sistem garansi? Bisa saja diganti dengan transfer atau pembayaran di tempat setelah pemesanan," ulasnya.Menurutnya, manajemen Sparepart Factory juga perlu menegaskan keunggulan komparatifnya dibandingkan gerai lain. Apakah bisa menjamin akan lebih murah ketimbang pesaing, atau kelebihan lain yang jelas. Selain itu keunikan sistem dan cara penjualan pun harus dipaparkan kepada mitra. Dia menyarankan Sparepart Factory harus memperkuat brand supaya lebih dikenal masyarakat luas. "Karena baru dimulai dua tahun, ya diteruskan dulu, sambil melakukan perbaikan," saran Khoerussalim.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini