KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan emiten-emiten berkapitalisasi besar punya pengaruh signifikan terhadap indeks. Hal ini lantaran, sepuluh emiten berkapitalisasi besar saja, sudah mewakili 48,9% dari kapitalisasi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terdiri dari 568 emiten. Alhasil, kinerja saham emiten besar berperan terhadap pergerakan indeks. Beberapa emiten besar, rupanya masih menjadi pemberat indeks. Pergerakan saham yang tidak begitu signifikan membuat laju indeks menjadi tertekan dan bahkan mengurangi nilai kapitalisasi perusahaan itu sendiri. Bukan hanya emiten big caps saja yang menjadi pemberat. Namun emiten mid-caps pun juga menjadi pemberat lantaran punya penyusutan yang lumayan besar. Dari data BEI per Kamis (1/3), sejak awal tahun hingga saat ini, ada sepuluh emiten yang masuk dalam daftar saham pemberat (laggard). Diantaranya yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menyusut 8,6%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyusut 3,4%, PT Astra International Tbk (ASII) (2,7%), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyusut 4,7%.
Mengail potensi cuan dari saham-saham pemberat indeks
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan emiten-emiten berkapitalisasi besar punya pengaruh signifikan terhadap indeks. Hal ini lantaran, sepuluh emiten berkapitalisasi besar saja, sudah mewakili 48,9% dari kapitalisasi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terdiri dari 568 emiten. Alhasil, kinerja saham emiten besar berperan terhadap pergerakan indeks. Beberapa emiten besar, rupanya masih menjadi pemberat indeks. Pergerakan saham yang tidak begitu signifikan membuat laju indeks menjadi tertekan dan bahkan mengurangi nilai kapitalisasi perusahaan itu sendiri. Bukan hanya emiten big caps saja yang menjadi pemberat. Namun emiten mid-caps pun juga menjadi pemberat lantaran punya penyusutan yang lumayan besar. Dari data BEI per Kamis (1/3), sejak awal tahun hingga saat ini, ada sepuluh emiten yang masuk dalam daftar saham pemberat (laggard). Diantaranya yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menyusut 8,6%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyusut 3,4%, PT Astra International Tbk (ASII) (2,7%), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyusut 4,7%.