KONTAN.CO.ID - Kebanyakan limbah sawit dibiarkan menumpuk di area perkebunan. Lantas, ada yang dibakar atau diolah menjadi pupuk alami. Namun ditangan Muhammad Arifin, limbah sawit, berupa daun, diolah menjadi berbagai produk anyaman. Ia menyebut bahan baku anyaman tersebut 'lidi' limbah sawit. Sejak tahun lalu, ArifinĀ mengembangkan usaha kerajinan dari lidi limbah sawit ini. Inspirasinya datang usai mengikuti pelatihan dari perusahaan sawit di Riau dan mahasiswa KKN dari Universitas Riau (Unri). "Awalnya diberi pelatihan membuat piring anyaman, lalu saya kembangkan sendiri jadi tempat buah, tempat pena dan lainnya," kata Arifin. Ia menjual piring anyaman Rp 100.000 per lusin, sedangkan tempat pena mulai Rp 8.000 per buah, bakul nasi dibanderol Rp 25.000 per buah. Wadah dan parcel dibanderol mulai Rp 20.000 - Rp 40.000 per buah.
Menganyam laba dari lidi limbah sawit khas Riau
KONTAN.CO.ID - Kebanyakan limbah sawit dibiarkan menumpuk di area perkebunan. Lantas, ada yang dibakar atau diolah menjadi pupuk alami. Namun ditangan Muhammad Arifin, limbah sawit, berupa daun, diolah menjadi berbagai produk anyaman. Ia menyebut bahan baku anyaman tersebut 'lidi' limbah sawit. Sejak tahun lalu, ArifinĀ mengembangkan usaha kerajinan dari lidi limbah sawit ini. Inspirasinya datang usai mengikuti pelatihan dari perusahaan sawit di Riau dan mahasiswa KKN dari Universitas Riau (Unri). "Awalnya diberi pelatihan membuat piring anyaman, lalu saya kembangkan sendiri jadi tempat buah, tempat pena dan lainnya," kata Arifin. Ia menjual piring anyaman Rp 100.000 per lusin, sedangkan tempat pena mulai Rp 8.000 per buah, bakul nasi dibanderol Rp 25.000 per buah. Wadah dan parcel dibanderol mulai Rp 20.000 - Rp 40.000 per buah.