Menganyam laba produk dekorasi berbahan alami



KONTAN.CO.ID - Tingginya minat masyarakat untuk mempercantik rumah mendongkrak permintaan produk dekorasi. Di tangan kreatif Firda Nurul Aini, ragam produk dekorasi rumah dibuat lebih inovatif. Jika biasanya produk tersebut kebanyakan dibuat dari bahan baku utuh, Firda justru membuatnya dari campuran berbagai limbah alam dan sejumlah bahan bukan limbah.  

"Ide awalnya itu saya ingin buat produk aksesori rumah yang Indonesia banget. Dengan motif etnik dan natural, saya pikir bahan-bahan alam adalah yang paling pas karena warnanya natural dan kesan produknya bisa etnik," jelas Firda.

Firda merintis bisnis  produk dekorasi Palem Craft ini sejak 2003. Kerajinan asal Jogja ini lebih banyak menggunakan material alami, seperti bambu, biji mahoni, kerang, ranting limbah, batu apung, rotan, pelepah pisang, ataupun daun pisang. "Konsepnya lebih ke arah natural, untuk memperkuat produk. Sebagian ada yang memang limbah, ada juga yang tidak. Jadi saya kombinasikan," jelas Firda. Semua bahan didapatkan dari Yogya.


Produk utama Palem Craft adalah lampu hias, vas/terracotta, tempat lilin, kaca, keranjang penyimpanan dan lainnya. Harganya mulai Rp 300.000-Rp 900.000 per produk.

Ide kreatif Firda mengkombinasikan bahan limbah dengan bahan baru ternyata tidak sia-sia. Produk dekorasi Palem Craft berhasil dilirik oleh konsumen luar negeri sejak tahun 2005. Bahkan,  90% ekspor dilakukan oleh Palem Craft ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Dubai, Belanda, Swedia dan lainnya. "Permintaan terbanyak masih dipegang oleh Amerika, pasar di sana biasanya pesan lampu hias dan pemanis interior lainnya," ungkap Firda.

Meski pasar produk dekorasi berbahan alami di Indonesia masih menjanjikan, bukan berarti Firda berbisnis tanpa kendala. Ia mengaku kerap mengalami kendala soal kondisi cuaca di Indonesia yang tidak pasti. Ketidakpastian cuaca ini mudah merusak produk dekorasi berbahan alam, seperti timbul jamur, rayap dan rusak.

Cuaca lembab membuat rentan sebagian besar bahan baku produknya rusak akibat kelembaban tinggi. "Tapi itu semua sudah saya antisipasi. Buktinya selama 14 tahun belum ada keluhan dari pelanggan," kata Firda.

Dengan jumlah pegawai Palem Craft sebanyak 30 tenaga art dan 10 tenaga office, Firda berharap produknya dapat lebih banyak diterima dan dikenal masyarakat meskipun dirinya belum berpikir untuk membuka cabang.

"Saya hanya ingin meningkatkan dan mempertahankan kualitas serta desain. Untuk cabang baru, rasanya saya belum terpikirkan. Sedangkan untuk masalah perkembangan desain untuk merambah aksesori wanitanya ke depannya," pungkas Firda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.