KONTAN.CO.ID - LOMBOK. Sejak tahun lalu, banyak perusahaan rintisan (startup) terutama yang sudah bervaluasi besar seperti Bukalapak, Tokopedia, hingga Gojek yang dikabarkan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun hingga kuartal III tahun ini, belum ada startup unicorn (valuasi di atas US$ 1 miliar) maupun decacorn (valuasi US$ 10 miliar) yang melantai di bursa dalam negeri. Kepala Eksekutif Pengawasa Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan, salah satu faktor yang membuat perusahaan sejenis startup cenderung enggan untuk mencatatkan sahamnya karena tingginya tingkat persaingan di antara para pelaku usaha.
Mengapa belum ada startup unicorn Indonesia yang melantai di bursa?
KONTAN.CO.ID - LOMBOK. Sejak tahun lalu, banyak perusahaan rintisan (startup) terutama yang sudah bervaluasi besar seperti Bukalapak, Tokopedia, hingga Gojek yang dikabarkan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun hingga kuartal III tahun ini, belum ada startup unicorn (valuasi di atas US$ 1 miliar) maupun decacorn (valuasi US$ 10 miliar) yang melantai di bursa dalam negeri. Kepala Eksekutif Pengawasa Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan, salah satu faktor yang membuat perusahaan sejenis startup cenderung enggan untuk mencatatkan sahamnya karena tingginya tingkat persaingan di antara para pelaku usaha.