Mengapa Harus Pilah Sampah? Ini Warna Tong Sampah dan Cara Mudah Memilah Sampah



KONTAN.CO.ID - Cara memilah sampah dari rumah dengan benar bisa dengan mudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik (rumah tangga) maupun industri.

Sampah terdiri dari sampah organik yang berasal dari sisa organisme hidup misalnya sisa sayuran dan buah-buahan yang dibuang. Serta sampah anorganik yakni sampah yang bukan berasal dari organisme hidup dan merupakan hasil campur tangan manusia.

Misalnya, limbah botol plastik, kardus, plastik pembungkus makanan, dan sebagainya. 


Baca Juga: Pilah Sampah Bisa Menjadi Cuan

Nah, memilah sampah adalah hal yang penting dilakukan agar dapat meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang. Sehingga, mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir dan lingkungan.

Namun, kesadaran memilah sampah di level masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Dikutip dari laman Waste4Change, menurut data Badan Pusat Statistik terkait pengelolaan sampah menunjukkan bahwa 81% sampah di Indonesia masih tercampur.

Sementara itu, menurut kajian dari Katadata Insight Center (KIC) juga menunjukkan bahwa 50,8% rumah tangga belum memilah sampahnya, dengan 79% di antaranya beranggapan bahwa memilah sampah adalah hal yang sulit dilakukan.

Baca Juga: Pilih Sampah Demi Keberlanjutan

Untuk itu, beberapa pihak gencar melakukan kampanye memilah sampah seperti Yayasan WINGS Peduli. Dikutip dari keterangan resminya, Sheila Kansil, perwakilan Yayasan WINGS Peduli menuturkan pentingnya edukasi dan kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran mengenai pemilahan sampah. 

Dia mengatakan, “Kampanye #PilahdariSekarang menjadi medium kami terjun langsung ke masyarakat untuk menyosialisasikan pentingnya memilah sampah dan cara menerapkannya, untuk meningkatkan kesadaran memilah sampah dari rumah. Inisiatif ini tentu akan kami lanjutkan dengan berbagai program di bidang lingkungan lainnya, sehingga dapat menjadi gerakan berkelanjutan,” ungkap Sheila Kansil.

Baca Juga: Pabrik Daur Ulang PET BIPJ Berkapasitas Produksi 22.000 ton per Tahun Diresmikan

Mengapa memilah sampah itu penting? 

Sebagian besar dari kita mungkin berpikir bahwa tanggung jawab untuk memilah sampah sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pengelola sampah. Sejatinya, kontribusi kita dalam memilah sampah dari rumah sangat dibutuhkan.

Pemilahan sampah menjadi penting karena sampah yang tercampur mengakibatkan sampah non-organik tidak dapat didaur ulang atau nilai ekonomisnya menurun.

Baca Juga: Perhutani Dukung Program Desa Sejahtera BUMN dengan Salurkan Bantuan TJSL di Bandung

Akhirnya, sampah non-organik hanya berakhir dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bocor ke lingkungan, sungai, dan laut. 

Sampah campuran yang berakhir di lingkungan dapat menimbulkan ancaman bagi lingkungan kita. Misalnya, zat berbahaya yang dapat merembes ke dalam tanah, gas berbahaya yang terlepas ke udara dan dapat mempercepat penipisan lapisan ozon, dan berbagai dampak negatif yang tidak diinginkan.

Melalui pilah dari sekarang, sampah yang berakhir ke TPA, lingkungan sekitar, sungai-sungai dan laut dapat berkurang dan persentase daur ulang sampah non-organik anak meningkat. 

Baca Juga: KLHK Sebut Ketentuan di UU Pengelolaan Sampah Masih Relevan

Warna tong sampah untuk pilah sampah

Dirangkum dari keterangan resmi Yayasan WINGS Peduli dan Multimedia Center Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kementerian PUPR, berikut adalah penjelasan dan gambar pilah sampah: 

1. Sampah organik - tong sampah warna hijau

Sampah basah berbahan alami yang dapat terurai dan membusuk. Biasanya sampah organik bisa digunakan sebagai pupuk kompos. 

Sampah organik biasanya menggunakan tong sampah warna hijau. Adanya tempat sampah ini dapat mempercepat pembuatan kompos karena sudah dipisahkan dengan anorganik maupun B3.

Baca Juga: KLHK Galang Komitmen Stop Wariskan Sampah dengan Menggalakkan Daur Ulang

2. Sampah plastik - warna kuning

Tong sampah warna kuning adalah tempat sampah non organik berbahan plastik yang sulit terurai. Seperti plastik bekas, gelas bekas air mineral, kemasan jenis plastik, dll.

Adanya tempat sampah ini dapat mempermudah pemannfaatan plastik sebagai kerajinan daur ulang atau didaur ulang di pabrik. 

Baca Juga: Giat Warga Menadah Berkah dari Pilah Sampah

3. Sampah kertas - tong sampah warna biru 

Tong sampah warna biru adalah tempat sampah non-organik berbahan kertas (alami) yang dapat didaur ulang. Salah satu manfaatnya adalah untuk mempermudah proses daur ulang maupun untuk kerajinan tangan. 

4. Sampah kaca - warna merah 

Tong sampah warna merah digunakan untuk tempat sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), seperti sampah beling, kaca gelas beling, bekas deterjen, obat nyamuk, dll. 

Jenis sampah tersebut adalah sampah non-organik berbahan kaca yang sulit terurai namun dapat didaur ulang. Adanya tempat sampah ini agar tidak membahayakan bagi orang lain. 

5. Sampah residu - tong sampah warna abu-abu

Abu-abu: Tempat sampah warna kuning diisi dengan residu seperti popok bekas, pembalut wanita, permen karet, dan lainnya. 

Baca Juga: KLHK Minta Produsen Susun Roadmap Pengurangan Sampah

Cara mudah memilah sampah dengan benar

Sebenarnya cara memilah sampah dengan benar tidaklah rumit. Dirangkum dari laman Waste4Change, berikut adalah cara memilah sampah dengan benar dari rumah yang mudah dilakukan:

Tahap awal

  1. Siapkan dua tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik. Semakin rinci Anda memilah sampah Anda, semakin baik. Namun, bagi pemula memisahkan antara sampah organik dan anorganik merupakan awal yang baik.
  2. Jangan lupa mengosongkan, membilas, dan mengeringkan sampah anorganik sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Baca Juga: Makin Rapi dan Bersih, Ini 4 Cara Melakukan Decluttering di Ruang Keluarga

Tahap lanjutan

1. Anda dapat mengolah sampah organik Anda menjadi kompos. Namun, lebih baik lagi jika Anda dapat memisahkan sampah organik menjadi sampah coklat (daun kering, dahan) dan sampah hijau (sisa makanan, kulit buah, dll).

2. Pisahkan sampah anorganik ke dalam kategori yang lebih rinci:

  • Limbah kertas: Kertas HVS, karton minuman/makanan bekas  (karton makanan/minuman), kertas karton, koran, majalah. 
  • Sampah plastik: PET, HDPE, LDPE, PP, PVC, Styrofoam, dan jenis sampah plastik lainnya. 
  • Sampah kaca: Seperti pecahan kaca (tolong simpan dengan aman), botol kaca, cermin, dll.
  • Sampah logam: Kaleng minuman ringan, peniti, paku, dll.
Baca Juga: Indodax Jalin Kerjasama Pengelolaan Sampah dengan Startup Waste Management

3. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah sampah bahan berbahaya dan beracun yang karena sifatnya dapat merusak lingkungan dan makhluk hidup. Contohnya adalah baterai bekas, cairan pembersih lantai, limbah elektronik, pestisida, dan hairspray. Anda dapat menghubungi lembaga atau komunitas yang membantu mengolah limbah B3 Anda.  

4. Pilah sampah medis untuk mencegah penyebaran penyakit maupun infeksi yang tidak diinginkan. Contohnya, masker medis sekali pakai, jarum suntik bekas, dan obat-obatan yang tidak terpakai dihitung sebagai limbah medis dan infeksius. 

Semprotkan dengan disinfektan dan simpan dalam wadah yang rapat. Berikan label/peringatan yang jelas dan tepat untuk menginformasikan kepada pengelola sampah.

Baca Juga: Pemerintah dorong milenial untuk mengelola sampah

Kampanye pilah sampah

Pentingnya memilah sampah dari rumah untuk keberlangsungan lingkungan membuat beberapa pihak melakukan gerakan maupun kampanye pilah sampah. Seperti Yayasan WINGS Peduli. 

Dikutip dari keterangan resminya, Yayasan WINGS Peduli secara resmi luncurkan #PilahdariSekarang sebagai kampanye mengurangi penumpukan sampah dengan memilahnya berdasarkan kategori. 

#PilahdariSekarang terdiri dari kegiatan edukasi yang menyasar masyarakat dari berbagai latar belakang, yang diwujudkan melalui upaya kolaborasi. 

Baca Juga: Industri dan Komunitas Bersinergi Tangani Problem Sampah

Program perdana dilakukan di kegiatan senam bersama ribuan Ibu di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, yang akan terus digulirkan di sepanjang tahun ini.

Melalui kampanye #PilahdariSekarang, Yayasan WINGS Peduli ingin meningkatkan kesadaran masyarakat mulai dari lingkup keluarga, sebagai langkah awal pengelolaan sampah yang bertanggungjawab. 

Kampanye #PilahdariSekarang terdiri dari dua elemen penting. Pertama adalah edukasi, dimana Yayasan WINGS Peduli akan terjun langsung ke masyarakat di berbagai daerah melalui berbagai kegiatan interaktif. 

Baca Juga: Program sosialisasi peduli dan edukasi pilah sampah

Mulai dari memanfaatkan medium informasi menarik, game interaktif, hingga fasilitas tempat sampah pilah, untuk meningkatkan kesadaran mengenai pemilahan sampah. 

Kedua adalah kolaborasi, dimana Yayasan WINGS Peduli  bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari kegiatan brand WINGS Group, organisasi lingkungan, lembaga pendidikan, hingga pemerintah terkait, untuk dapat menjangkau berbagai elemen masyarakat. 

Selain itu, sampah merupakan tanggungjawab semua pihak, mulai dari pelaku di bidang produksi, distribusi, hingga konsumsi. 

Baca Juga: Yuk Intip Perluasan Layanan Urun Dana, Kenali Pula Peluang dan Risikonya

Oleh karena itu, kampanye #PilahdariSekarang akan menjangkau konsumen di berbagai usia, termasuk memulai kampanye dari internal WINGS Group, agar dapat menjadi gerakan masif yang berdampak bagi lingkungan. 

Tidak sampai di situ, Yayasan WINGS Peduli juga secara konsisten melakukan berbagai aksi pengurangan sampah di lingkungan hidup masyarakat lewat beragam kolaborasi strategis. 

Sheila Kansil menambahkan, kampanye #PilahdariSekarang merupakan bagian dari komitmen Yayasan WINGS Peduli untuk pilar Lingkungan, karena upaya sederhana yang dilakukan hari ini akan memberikan lingkungan yang lebih nyaman bagi generasi mendatang. 

Baca Juga: Dengan Teknologi, Plastik Punya Manfaat Luar Biasa

Hal ini selaras dengan filosofi dari WINGS Group bahwa the good things in life should be accessible for all. Selain WINGS, gerakan pilah sampah juga gencar dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Pada 2019 lalu, KLHK meluncurkan Program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah. 

Dikutip dari laman resmi KLHK, gerakan pilah sampah merupakan lanjutan dari gerakan minim sampah yang sudah terlihat masif di masyarakat guna memastikan sampah yang tidak terkurangi dapat dipilah, dikumpulkan dan diangkut ke tempat pengolahan dan pemrosesan akhir.

Baca Juga: Kantong plastik

Data KLHK menunjukkan jumlah timbulan sampah di Indonesia secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun. Komposi sampah tersebut diantaranya sampah organik (sisa makanan dan sisa tumbuhan) sebesar 50%, plastik sebesar 15%, dan kertas sebesar 10%.

Sisanya terdiri dari logam, karet, kain, kaca, dan lain-lain.

Dari total timbulan sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru 10-15% saja, 60-70% ditimbun di TPA, dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut. 

Baca Juga: Kemkop perkuat kelembagaan bank sampah

Persoalan lainnya timbul karena tercampurnya sampah organik dan sampah anorganik sehingga menimbulkan kesulitan baru untuk mengelolanya.

Melihat profil pengelolaan sampah nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga sebesar 36%. Selanjutnya pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbulan sampah sebesar 38% dan sisanya 26% berasal dari kawasan, perkantoran dan fasilitas publik.

Sehingga, pengelolaan sampah di sumbernya menjadi sangat penting untuk mengurangi beban pengelolaan di hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News