Mengapa investor asing melepas saham Indonesia?



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks saham yang mengalami penurunan paling besar di Asia Tenggara tahun ini. Asal tahu saja, sejak awal tahun 2010, IHSG sudah melorot 7,3%. Sebagai perbandingan, indeks MSCI Asia Pacific hanya turun 0,7% saja.Penurunan saham-saham bluechips menjadi pemicunya. Salah satunya adalah saham PT Astra International Indonesia dan PT Bank Central Asia (BBCA). Bahkan sejumlah sekuritas seperti PT Bahana TCW Investment Management, PT Mandiri Manajemen Investasi, dan PT Manulife Asset Management memprediksi, indeks akan meloroy 6,8% menjadi 3.200. Jika ditotal, investor asing telah melepas kepemilikan sahamnya senilai US$ 428 juta pada bulan ini. Menurut data Bloomberg, angka tersebut merupakan yang terbesar sejak Mei 2005. "Ini merupakan aksi profit taking yang dilakukan investor asing karena khawatir akan tingkat inflasi Indonesia. Dalam pandangan mereka, Bank Indonesia (BI) sangat lamban dalam menaikkan suku bunga acuan untuk menangkal inflasi. Seberapa lama penurunan indeks terjadi sangat tergantung dari arus dana asing yang masuk dan keluar," jelas Soni Wibowo, Vice President Bahana kepada Bloomberg. Meski begitu, Soni menilai, valuasi Indonesia masih sangat menarik. "Kami berpendapat, ini merupakan sinyal untuk mengoleksi," jelasnya. Seperti yang diketahui, suku bunga Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. BI sudah menahan suku bunga sejak Agustus 2009 untuk mengerem arus dana asing dan penguatan rupiah seiring suku bunga rendah yang mendekati nol di Eropa dan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie