KONTAN.CO.ID - Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel setelah bersumpah akan membalas serangan mematikan terhadap konsulatnya di ibu kota Suriah, Damaskus. Israel tidak menyatakan pihaknya melakukan serangan terhadap konsulat tersebut, namun diyakini secara luas berada di balik serangan tersebut. Ini adalah pertama kalinya Iran menyerang Israel secara langsung.
Melansir
BBC, sebelumnya Israel dan Iran telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun, di mana kedua negara saling menyerang aset masing-masing tanpa mengakui menjadi pihak yang bertanggung jawab. Serangan-serangan tersebut meningkat pesat selama perang di Gaza yang dipicu oleh serangan kelompok Palestina Hamas terhadap komunitas-komunitas Israel pada bulan Oktober lalu.
Mengapa Israel dan Iran bermusuhan?
Kedua negara merupakan sekutu hingga revolusi Islam tahun 1979 di Iran, yang melahirkan rezim yang menggunakan sikap menentang Israel sebagai bagian penting dari ideologinya. Iran tidak mengakui hak Israel untuk hidup dan berupaya memberantasnya. Pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya menyebut Israel sebagai “tumor kanker” yang “pasti akan dicabut dan dihancurkan”. Sementara, Israel percaya bahwa Iran merupakan ancaman nyata sebagaimana dibuktikan oleh retorika Teheran.
Baca Juga: Iran Serang Israel, Apa Dampaknya Terhadap Ekonomi Indonesia? Sebut saja pembentukan kekuatan proksi yang bersumpah untuk menghancurkan Israel, pendanaan dan persenjataannya terhadap kelompok-kelompok Palestina termasuk Hamas dan kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah, dan upaya rahasia untuk membuat senjata nuklir, meskipun Iran membantah berupaya membuat bom nuklir.
Iran ingin membalas serangan Israel
Iran mengatakan, pemboman terhadap Israel pada Sabtu malam adalah respons terhadap serangan udara tanggal 1 April terhadap gedung konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan komandan senior Iran. Iran menyalahkan Israel atas serangan udara tersebut, yang dianggap sebagai pelanggaran kedaulatannya. Israel belum menyatakan pihaknya melakukan hal tersebut namun secara luas diasumsikan telah melakukan hal tersebut.
Tiga belas orang tewas, termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi - seorang komandan senior pasukan Quds, cabang elit Garda Republik (IRGC) Iran di luar negeri. Dia telah menjadi tokoh kunci dalam operasi Iran untuk mempersenjatai kelompok bersenjata Syiah Lebanon, Hizbullah. Serangan di konsulat ini mengikuti pola serangan udara terhadap sasaran-sasaran Iran yang secara luas dikaitkan dengan Israel. Beberapa komandan senior IRGC telah tewas dalam serangan udara di Suriah dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Konflik Iran vs Israel Pecah, Beban Perekonomian Indonesia Kian Bertambah IRGC menyalurkan senjata dan peralatan, termasuk rudal presisi tinggi, melalui Suriah ke Hizbullah. Israel berusaha menghentikan pengiriman ini, serta berupaya mencegah Iran memperkuat kehadiran militernya di Suriah.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie