KONTAN.CO.ID - Menteri Unifikasi Korea Selatan berusaha untuk membuka kembali dialog dengan Korea Utara pada Rabu (16/9/2020). Ini untuk menghangatkan hubungan dingin mereka dalam beberapa hari sebelum ulang tahun KTT Antar-Korea pada 18-20 September. Korea Selatan dan Korea Utara memang telah terlibat konflik berkepanjangan selama puluhan tahun. Lantas, mengapa Korea Utara dan Korea Selatan bermusuhan?
Penyebab perang Korea Utara dan Korea Selatan
Melansir
History, perang Korea Utara dan Korea Selatan dimulai pada 25 Juni 1950. Pada waktu itu, 75.000 tentara Korea Utara melintasi paralel ke-38, batas antara Republik Rakyat Demokratik Korea yang didukung Soviet di sebelah utara dan Republik Korea yang pro-Barat di Selatan.
Invasi ini adalah aksi militer pertama di era Perang Dingin. Kemudian, pada Juli 1950, pasukan Amerika Serikat (AS) memasuki perang atas nama Korea Selatan dan menyebutnya perang melawan kekuatan komunisme internasional.
Baca Juga: Korea Selatan siaga, menyusul Korea Utara siap uji coba rudal balistik kapal selam Setelah beberapa kali pertempuran di paralel ke-38, korban jiwa yang jatuh semakin meningkat tanpa ada hasil yang diharapkan. Para pejabat AS dengan cemas kemudian menyusun semacam gencatan senjata dengan Korea Utara.
AS khawatir, jika peperangan ini akan menjadi perang yang lebih luas dan melibatkan Rusia serta China, atau bahkan menjadi Perang Dunia III. Akhirnya, pada Juli 1953, Perang Korea berakhir. Perang Korea relatif singkat tetapi termasuk salah satu perang paling berdarah dalam sejarah. Hampir 5 juta orang meninggal, lebih dari setengahnya adalah warga sipil. Jumlah korban sipil ini lebih tinggi dari Perang Dunia II dan Perang Vietnam. Hampir 40.000 tentara AS tewas dalam Perang Korea dan lebih dari 100.000 terluka.
Baca Juga: Angkatan Udara AS manfaatkan rekayasa digital untuk perkuat armada tempur