KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian ESDM mencoba menangkap peluang untuk mengekspor listrik ke negara tetangga, yakni ke Singapura, seiring adanya kondisi kelebihan pasokan listrik. Hanya saja, upaya tersebut dinilai tidak mudah terwujud. Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, ekspor listrik sebenarnya dimungkinkan terjadi namun kecenderungannya terbatas. “Apalagi kalau ekspor listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),” ujar dia, Rabu (20/1). Menurutnya, negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura kemungkinan lebih memilih impor listrik dari energi terbarukan ketimbang PLTU yang berbasis batu bara. Alhasil, kalaupun ekspor listrik terjadi pada segmen waktu tertentu, kegiatan tersebut diperkirakan tidak berlangsung secara berkelanjutan sepanjang waktu.
Mengatasi oversuplai dengan menerapkan ekspor listrik dinilai kurang efektif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian ESDM mencoba menangkap peluang untuk mengekspor listrik ke negara tetangga, yakni ke Singapura, seiring adanya kondisi kelebihan pasokan listrik. Hanya saja, upaya tersebut dinilai tidak mudah terwujud. Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, ekspor listrik sebenarnya dimungkinkan terjadi namun kecenderungannya terbatas. “Apalagi kalau ekspor listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),” ujar dia, Rabu (20/1). Menurutnya, negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura kemungkinan lebih memilih impor listrik dari energi terbarukan ketimbang PLTU yang berbasis batu bara. Alhasil, kalaupun ekspor listrik terjadi pada segmen waktu tertentu, kegiatan tersebut diperkirakan tidak berlangsung secara berkelanjutan sepanjang waktu.