JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap kerap mengandalkan Surat Utang Negara (SUN) sebagai aset dasar. Namun tak sedikit manajer investasi (MI) yang menggenggam obligasi korporasi sebagai penggerak imbal hasil reksadana pendapatan tetap kelolaannya. Salah satunya adalah PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, yang mengelola produk bertajuk Batavia Dana Obligasi Ultima. Produk ini menempatkan mayoritas dana kelolaan yakni 61,42% dari total dana kelolaan di obligasi korporasi Associate Director Batavia Prosperindo-AM, Karma P. Siregar mengatakan, strategi tersebut dipilih lantaran yield SUN saat ini relatif rendah dan tak bisa diandalkan untuk mengerek imbal hasil. Selain itu, Karma bilang produk ini memang ditujukan bagi investor yang profil risikonya konservatif. “Sehingga karena alokasi SUN tidak besar, risikonya menjadi minim,” ujar Karma.
Mengejar cuan obligasi korporasi
JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap kerap mengandalkan Surat Utang Negara (SUN) sebagai aset dasar. Namun tak sedikit manajer investasi (MI) yang menggenggam obligasi korporasi sebagai penggerak imbal hasil reksadana pendapatan tetap kelolaannya. Salah satunya adalah PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, yang mengelola produk bertajuk Batavia Dana Obligasi Ultima. Produk ini menempatkan mayoritas dana kelolaan yakni 61,42% dari total dana kelolaan di obligasi korporasi Associate Director Batavia Prosperindo-AM, Karma P. Siregar mengatakan, strategi tersebut dipilih lantaran yield SUN saat ini relatif rendah dan tak bisa diandalkan untuk mengerek imbal hasil. Selain itu, Karma bilang produk ini memang ditujukan bagi investor yang profil risikonya konservatif. “Sehingga karena alokasi SUN tidak besar, risikonya menjadi minim,” ujar Karma.